Yogyakarta – Moderasi beragama perlu ditanamkan kepada siswa sekolah
sejak dini. Dalam beragama hendaknya tidak ekstrem. Sebab bisa
berakibat hilangnya toleransi dan sikap saling menghargai antar
pemeluk agama lain.
Untuk itu, siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Bantul yang tergabung
dalam Forum Pelajar Lintas Agama (Forpinsa) diajak mengunjungi makam
lintas agama di Padukuhan Plumbon, Banguntapan, Bantul. Hal ini
sebagai salah satu wujud cara mengenalkan moderasi beragama.
Kepala MAN 4 Bantul Mucharom mengatakan, pentingnya semangat moderasi
beragama bagi siswa. Sehingga kerukunan antar umat beragama tercapai,
sebagai wujud dari implementasi Bhineka Tunggal Ika.
“Moderasi beragama mengajarkan untuk menghormati perbedaan dan
menghargai keragaman. Dengan demikian, siswa dapat menjadi warga
negara yang toleran dan inklusif, yang dapat hidup rukun dan harmonis
dengan sesamanya,” jelasnya.
Sementara itu, Lurah Dusun Plumbon Aris Purnomo menyebut, ada satu
kompleks makam keluarga beda agama dimakamkan dalam satu tempat. Hal
ini menunjukkan moderasi beragama sebetulnya sudah ada sejak dulu.
“Satu keluarga ini berbeda agama semua. Ayahnya Hindu, ibunya Katolik,
sedangkan cucunya beragama islam,” tuturnya.
Sebelumnya, Padukuhan Plumbon telah ditetapkan sebagai nominator tiga
besar penilaian Kampung Moderasi. Diselenggarakan oleh Badan
Penelitian dan Pengembangan Kementerian Agama Republik Indonesia. “
“Ini merupakan wujud moderasi beragama yang sudah ada sejak dahulu,”
ungkapnya.