Jakarta – Militer Uganda berhasil menangkap seorang komandan kelompok
pemberontak yang bersekutu dengan ISIS, ahli dalam membuat alat
peledak improvisasi atau bom, yang telah digunakan oleh kelompok
tersebut untuk melakukan serangan mematikan di masa lalu, kata tentara
pada Hari Minggu.
Pemberontak tersebut, Anywari Al Iraq, seorang warga negara Uganda,
ditangkap di hutan-hutan di Republik Demokratik Kongo bagian timur, di
mana kelompok pemberontak Pasukan Demokratik Bersekutu (ADF)
bermarkas, kata militer, Pasukan Pertahanan Rakyat Uganda, dalam
sebuah pernyataan.
Selama operasi tersebut, sembilan orang termasuk anak-anak, juga
diselamatkan dari sebuah daerah di Provinsi Ituri di bagian timur
Kongo, kata pihak militer.
“Berbagai macam bahan pembuat alat peledak improvisasi (IED)
ditemukan,” kata militer, dikutip dari Reuters 20 Mei.
Pemberontak ADF dimulai sebagai pemberontakan di Uganda tetapi telah
berbasis di Kongo sejak akhir tahun 1990-an. ADF berbaiat kepada ISIS
pada pertengahan 2019 dan dituduh membunuh ratusan penduduk desa dalam
serangan yang sering terjadi selama beberapa tahun terakhir.
Dalam salah satu serangannya yang paling mematikan, kelompok ini
dituduh melakukan tiga serangan bom bunuh diri pada November 2021 di
ibu kota Kampala, yang menewaskan tujuh orang, termasuk para pelaku
pengeboman.
Pada tahun 2021, tentara Uganda meluncurkan operasi gabungan dengan
militer di bagian timur Kongo untuk mencoba mengalahkan pemberontakan
itu.