Virginia – Pejabat militer Amerika Serikat (AS) mengatakan, sejak awal November 2017 lalu, tercatat sudah 50 foreign terrorist fighters (FTF/pejuang asing) ISIS telah ditangkap di Irak dan Suriah. Dikatakan, beberapa pejuang ditangkap karena mereka berusaha bersembunyi di kendaraan sipil dan ditemukan oleh Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS dan Pasukan Keamanan Irak.
Pimpinan Kepala Staf Gabungan, Jenderal Joseph Dunford menjelaskan, sebanyak 40.000 pejuang asing dari 120 negara yang berbeda telah bergabung dengan ISIS di Irak dan Suriah. “Prinsip utama strategi administrasi AS melawan ISIS adalah mencegah ‘foreign fighters’ kembali ke negara asal untuk melakukan serangan,” katanya di Benteng Belvoir, Virginia, AS seperti dikutip dari ‘CNN’, Rabu (13/12/2017).
Dijelaskan, itu merupakan bagian dari upaya mereka untuk memfasilitasi kebangkitan ISIS, kelompok teror tersebut membentuk sub-organisasi kecil di berbagai negara seperti Afghanistan, Libya dan Yaman. Tujuannya adalah membantu ‘foreign fighters’ melintasi perbatasan dan menghubungkan dengan cabang ISIS lainnya di luar Irak dan Suriah.
Brett McGurk, utusan khusus Presiden AS untuk perang melawan ISIS mengatakan, informasi yang diperolehnya dari Filipina menyebutkan bahwa 30 ‘foreign figters’ telah kembali ke negara itu dari wilayah ISIS di Suriah dan Irak. “Orang-orang asing yang masuk ke Suriah memang sudah berhenti, tetapi ‘foreign figters’ yang kembali ke negara asal mereka terus bertambah,” ujarnya.
Sebelumnya, juru bicara koalisi pimpinan AS melawan ISIS, Kolonel Ryan Dillon, mengatakan, bulan lalu ada empat ‘foreign figters’ yang ditangkap SDF. Mereka ditangkap saat mencoba melarikan diri dari Raqqa dengan bersembunyi di antara warga sipil yang dievakuasi sebagai bagian dari kesepakatan lokal yang ditujukan untuk mencegah korban jiwa.
Sementara itu beberapa laporan menuduh beberapa pejuang asing berhasil melarikan diri dari Raqqa meski melakukan ‘screening’, namun koalisi pimpinan AS mengatakan bahwa mereka tidak melihat.