Jakarta – Tentara Mali pada mengklaim telah menangkap pemimpin utama
Kelompok ISIS cabang Sahel. Peristiwa itu menewaskan beberapa pejuang
ISIS dalam sebuah operasi sehari sebelumnya di wilayah timur negara
tersebut.
Dilansir AFP, Senin (16/12/2024), Negara Afrika Barat tersebut
terlibat dalam krisis politik, keamanan, dan ekonomi, dan sejak tahun
2012 telah dirusak oleh berbagai kelompok yang berafiliasi dengan
Al-Qaeda dan kelompok ISIS.
Dalam sebuah pernyataan, militer Mali mengatakan bahwa unit-unit di
Tagadeyate di wilayah Menaka timur pada hari Minggu telah “menangkap
Ahmad Ag Ditta, seorang pemimpin utama EIGS”, merujuk pada akronim
Prancis untuk ISIS di Sahara Raya.
Ditta diklaim “bertanggung jawab atas sejumlah besar pelanggaran dan
penyalahgunaan segala jenis terhadap warga sipil tak berdosa, dan
menjadi sponsor serangan terhadap angkatan bersenjata Mali”.
Militer mengatakan operasi hari Minggu “juga menyebabkan netralisasi
beberapa pejuang EIGS dan pemulihan berbagai peralatan militer,
termasuk sejumlah alat peledak rakitan (IED).”
Sejak merebut kekuasaan dalam kudeta berturut-turut pada tahun 2020
dan 2021, militer telah memutuskan aliansi anti-jihadisnya dengan
Prancis dan mitra Eropa, sambil beralih secara politik dan militer ke
Rusia.
Junta Mali mendorong misi stabilisasi PBB, MINUSMA, untuk meninggalkan
negara itu Desember lalu di tengah hubungan yang memburuk.
Awal bulan ini, Human Rights Watch mengutuk “kekejaman” yang dilakukan
terhadap warga sipil oleh tentara Mali, kelompok tentara bayaran Rusia
Wagner, dan kelompok bersenjata Islamis sejak pasukan penjaga
perdamaian ditarik.