Baghdad – Pimpinan tertinggi kelompok separatis Islamic State (ISIS), Abu Bakr al-Baghdadi diyakini sudah tewas secara klinis akibat serangan udara militer Irak selama pertemuan dengan sejumlah pemimpin ISIS di Suriah Juni lalu. Akibat serangan udara tersebut, al-Baghdadi dilaporkan terluka parah dan tak mampu lagi mengemban tugasnya. Ia kemudian mendorong para pemimpin ISIS lainnya untuk mencalonkan Abu Othman al-Tunisi sebagai penggantinya. Menurut laporan intelijen, pencalonan al-Tunisi ini sudah menimbulkan perselisihan yang parah dalam internal ISIS. Koordinasi dan konsolidasi internal ISIS juga sudah rusak akibat sebagian besar komandan ISIS tewas dan terluka parah. “Kami meyakini al-Baghdadi saat ini sudah tewas akibat luka parah yang dideritanya. Dia diasumsikan mengalami banyak luka akibat sejumlah serangan udara di beberapa kesempatan,” kata salah seorang sumber keamanan Irak kepada AlSumaria News, Senin (13/8). “Apalagi sejak September 2017 tak ada lagi laporan tentang al-Baghdadi yang muncul ke permukaan. Ini makin menguatkan keyakinan kami bahwa ia sudah tewas secara klinis akibat luka-luka yang dideritanya,” tambahnya lagi. Sebelum dikenal sebagai pimpinan tertinggi ISIS pada tahun 2014, al-Baghdadi awalnya muncul sebagai pemimpin al-Qaeda di Irak pada tahun 2010. Pada Oktober 2011, AS sudah secara resmi mencap al-Baghdadi sebagai seorang teroris. AS ketika itu juga sudah menawarkan hadiah hingga 25 juta dolar AS untuk informasi valid yang mengarah pada penangkapan atau kematiannya.

Militer Irak Yakin Abu Bakr al-Baghdadi Sudah Tewas Secara Klinis

Baghdad – Pimpinan tertinggi kelompok separatis Islamic State (ISIS), Abu Bakr al-Baghdadi diyakini sudah tewas secara klinis akibat serangan udara militer Irak selama pertemuan dengan sejumlah pemimpin ISIS di Suriah Juni lalu.

Akibat serangan udara tersebut, al-Baghdadi dilaporkan terluka parah dan tak mampu lagi mengemban tugasnya. Ia kemudian mendorong para pemimpin ISIS lainnya untuk mencalonkan Abu Othman al-Tunisi sebagai penggantinya.

Menurut laporan intelijen, pencalonan al-Tunisi ini sudah menimbulkan perselisihan yang parah dalam internal ISIS. Koordinasi dan konsolidasi internal ISIS juga sudah rusak akibat sebagian besar komandan ISIS tewas dan terluka parah.

“Kami meyakini al-Baghdadi saat ini sudah tewas akibat luka parah yang dideritanya. Dia diasumsikan mengalami banyak luka akibat sejumlah serangan udara di beberapa kesempatan,” kata salah seorang sumber keamanan Irak kepada AlSumaria News, Senin (13/8).

 “Apalagi sejak September 2017 tak ada lagi laporan tentang al-Baghdadi yang muncul ke permukaan. Ini makin menguatkan keyakinan kami bahwa ia sudah tewas secara klinis akibat luka-luka yang dideritanya,” tambahnya lagi.

Sebelum dikenal sebagai pimpinan tertinggi ISIS pada tahun 2014, al-Baghdadi awalnya muncul sebagai pemimpin al-Qaeda di Irak pada tahun 2010. Pada Oktober 2011, AS sudah secara resmi mencap al-Baghdadi sebagai seorang teroris. AS ketika itu juga sudah menawarkan hadiah hingga 25 juta dolar AS untuk informasi valid yang mengarah pada penangkapan atau kematiannya.