Baghdad – Militer Irak mengklaim telah menewaskan lebih dari 200 militan ISIS tahun ini dalam operasi darat dan udara, kata seorang juru bicara, namun serangan militan di negara itu terus berlanjut.
“Angkatan bersenjata Irak memiliki strategi untuk menghadapi organisasi teroris, terutama setelah lima tahun sejak kemenangan atas ISIS,” kata juru bicara Komando Operasi Gabungan di angkatan darat, Mayor Jenderal Tahsin al-Khafaji, dalam konferensi pers, dikutip AFP, Kamis (15/12).
“Strategi ini diperbarui sesuai dengan variabel dan tantangan terorisme.”
ISIS terus melancarkan pemberontakan tingkat rendah di Irak utara setelah kehilangan sebagian wilayah yang pernah dikuasainya dari 2014 hingga akhir 2017.
Al-Khafaji mengatakan militer dibantu oleh intelijen dan bantuan dari warga di bekas daerah ISIS membantu membasmi kelompok tersebut.
“ISIS tidak lagi memiliki visi, dan mereka hidup dalam kebingungan setelah penghancuran sistem komando dan kendali organisasi tersebut,” katanya.
Kelompok-kelompok kecil pejuang ISIS berbasis terutama di daerah pegunungan dan terpencil di Irak dan melarikan diri ketika berhadapan dengan pasukan Irak, meskipun Angkatan Udara Irak telah memainkan peran kunci dalam menghadapi kelompok tersebut dari udara.
Militer Irak tetap siaga tinggi di gubernuran utara dan barat seperti Ninawa, Diyala, Kirkuk, Salahuddin dan Anbar karena ancaman serangan tabrak lari yang terus berlanjut, yang telah mengakibatkan korban jiwa.
Pada Rabu (14/12), tiga perwira Irak tewas dan tiga tentara lainnya terluka ketika sebuah bom pinggir jalan meledak saat konvoi tentara berpatroli di daerah Tarmiya, sebelah utara ibu kota Baghdad.
Pasukan keamanan Irak melakukan operasi pencarian reguler di daerah Tarmiya untuk mencegah sel-sel tidur ISIS menggunakan daerah itu sebagai landasan peluncuran serangan.