Militer Filipina Waspadai Serangan Balik ISIS

Filipina – Marawi, Filipina sejatinya sejak Oktober 2017 lalu telah terbebas dari cengkeraman kelompok teroris yang menamakan dirinya sebagai Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS). Namun demikian wilayah Filipina tidak sepenuhnya terbebas dari ancaman serangan balik kelompok teroris, khususnya wilayah Lanao del sur.

Beberapa waktu yang lalu, kelompok radikal teroris setempat yang telah berbaiat ke ISIS pimpinan Abu Bakar al Baghdadi masih melakukan perlawanan bahkan mencederai beberapa pasukan yang sedang melakukan patroli di wilayah Lanao del sur. Kontak senjata sempat terjadi beberapa saat antara pasukan pemerintah dengan kelompok teroris ISIS. Pihak militer menyakini, ISIS sedang mempersiapkan diri dibawah kendali Humam Abdul Najib.

Dikutip dari www.riau24.com yang diambil dari laman www.cnnindonesia.com pada Kamis, (25/1/2018). Humam Abdul Najib merupakan sosok militan yang berhasil kabur dari Marawi sesaat setelah pasukan pemerintah merebut kembali kota itu pada Oktober 2017. Sewaktu kabur kelompok teroris sempat menjarah barang dan uang warga Marawi.

Humam Abdul Najib kemudian didaulat mendirikan markas baru ISIS di Asia Tenggara di Lanao del Sur. Memakai dana jarahan bank, toko, dan rumah yang kemudian dipakai untuk merekrut 250 personel baru.

Hal tersebut dikatakan Komandan Pasukan Gabungan Marawi, Romeo Brawner, kepada Reuters.

“Jelas mereka (ISIS) belum melupakan tujuannya untuk mendirikan kekhilafahan di Asia Tenggara. Itu memang tujuan utama mereka, tapi sementara ini mereka masih memulihkan keadaan. Kami perkirakan mereka akan melakukan serangan teror lagi,” kata Brawner.

Artinya ISIS masih menjadi ancaman menakutkan untuk wilayah Asia Tenggara, dan Filipina khususnya. Brawner katakan sudah muncul tanda-tanda itu, ketika kelompok ISIS melukai delapan tentara dalam dua serangan berbeda di Lanao del Sur.

Saat ini aparat memperkuat keamanan di Lanao del Sur agar tidak terjadi tragedi Marawi 2017 lalu yang dikuasai ISIS karena keamanan yang kurang ketat. Saat itu, kelompok ISIS merusak penjara, membakar gereja, memutus aliran listrik.

Sedangkan kelompok militan lainya menjarah bank, rumah warga kaya, hingga menyandera orang demi mendapatkan tebusan. Setelah mendapat apa yang diinginkan, kelompok teroris ISIS kabur dengan mobil penuh barang jarahan.