Manila – Tentara di Filipina Selatan menggagalkan apa yang militer katakan adalah upaya pemboman bunuh diri di wilayah selatan Filipina, Rabu (6/11).
Dikutip dari Reuters, Militer menuding kelompok yang bersekutu dengan ISIS sebagai pelaku upaya serangan itu. Tentara yang menjaga pos pemeriksaan di Pulau Jolo terlibat dalam baku tembak singkat dengan tiga orang yang mengendarai sepeda motor pada Selasa malam (5/11).
Militer mengatakan para penyerang tewas. Militer menyita rompi bom, senjata genggam, granat serta pemicu.
Sasaran yang dimaksud adalah daerah Kota Jolo, ibu kota pulau itu. Komando Angkatan Bersenjata regional di dalam satu pernyataan mengatakan dua orang adalah warga Mesir.
Satu orang lagi adalah warga Filipina dan anggota Abu Sayyaf. Abu Sayyaf merupakan kelompok yang telah berjanji setia kepada ISIS dan memiliki nama negatif karena melakukan perampokan dan penculikan warga asing.
Peristiwa tersebut akan menjadi upaya pengeboman bunuh diri kelima di Filipina Selatan dalam 16 bulan belakangan ini. Serangan semacam itu sebelumnya tak terdengar kendati beberapa dasawarsa ada kerusuhan separatis dan pelanggaran hukum, yang telah memberi kebangkitan perasaan keagamaan.
Itu menandai perubahan dalam perang Filipina untuk mengekang kelompok garis keras yang diilhami oleh ISIS. Semua serangan bunuh diri tersebut terjadi di Semenanjung Sulu, kubu Abu Sayyaf, dan diklaim oleh ISIS.
Semua meliputi dua pengeboman pada Januari yang menewaskan 21 orang, bom van di satu pos pemeriksaan pada Juli 2018 sehingga menewaskan 11 orang, serangan bunuh diri oleh dua pemuda sehingga menewaskan delapan orang pada Juni.