Washington – Militer Amerika Serikat (AS) melanjutkan operasi terhadap kelompok ISIS di Irak dan sedang berupaya untuk segera memulai kembali pelatihan pasukan Irak. Keputusan ini diambil ditengah penolakan keberadaan pasukan Irak pasca serangan drone AS yang menewaskan komandan senior Iran di Baghdad dan berujung pada serangan rudal Teheran terhadap pangkalan-pangkalan Irak.
The New York Times pertama kali yang melaporkan dimulainya kembali operasi militer bersama ini. Seorang pejabat mengatakan beberapa operasi gabungan antara AS dan pasukan Irak telah dimulai, tetapi jumlahnya belum sebanyak sebelumnya. Pejabat itu mengatakan rincian masih sedang dikerjakan untuk mengembalikan pelatihan pasukan Irak, tetap hal itu relatif segera bisa terjadi.
Dikutop dari AFP Kamis (16/1), Pejabat lain mengatakan para pemimpin militer telah membahas dimulainya kembali operasi dengan Irak. Namun tidak diketahui dengan jelas siapa yang terlibat dalam pembicaraan itu atau apakah para pemimpin pemerintah Irak secara terbuka mendukung langkah tersebut.
Hubungan AS dengan Irak merenggang setelah serangan drone Amerika di dekat bandara internasional Baghdad pada 3 Januari lalu menewaskan Jenderal Iran Qassem Soleimani. Parlemen Irak kemudian mengeluarkan resolusi untuk mengusir pasukan AS dari negara itu. (Baca: Parlemen Irak Keluarkan Resolusi untuk Usir Militer AS)
Langkah parlemen Irak kemudian diteruskan oleh Perdana Menteri Irak Adel Abdul Muhdi yang meminta Washington untuk menyusun road map bagi penarikan pasukan.