Singapura – Pangeran Henry Charles Albert David dari Wales atau yang lebih dikenal sebagai Pangeran Harry, ditantang untuk bertempur di Suriah oleh seorang militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) asal Singapura. Tantangan itu disampaikan dalam sebuah video berbahasa Inggris terbaru dan berdurasi tiga menit yang dirilis akhir pekan lalu.
Setelah proses identifikasi, ternyata militan tersebut dalam kelompoknya dikenal dengan nama Abu Uqayl dari Singapura. Dia menantang Pangeran Harry usai keluarga kerajaan Inggris itu mengunjungi Singapura dan membahas mengenai teror London. “Mengapa Anda tidak datang ke sini dan melawan kami jika Anda cukup jantan, supaya kami bisa mengirim Anda ke api neraka,” kata Abu Uqayl seperti dikutip darti ‘The Telegraph’, Senin (25/9/2017).
Video tersebut dirilis oleh kelompok intelijen SITE yang berbasis di AS, yang memantau kegiatan ISIS. Untuk pertama kalinya seorang militan dari Singapura tampil menonjol dalam propaganda yang dilakukan kelompok teroris itu. Kunjungan Pangeran Harry ke Singapura pada tiga bulan lalu dibayangi serangan teror yang terjadi di dekat jembatan London. Saat teroris ISIS menabrak kerumunan dan menusuk beberapa di antaranya hingga menewaskan tujuh orang.
Kementerian Dalam Negeri Singapura yang dikonfirmasi mengatakan, militan dalam video tersebut adalah seorang warga negara Singapura bernama asli Meghat Shahdan bin Abdul Samad (39 tahun). Dia diketahui pergi ke Suriah untuk bergabung dengan kelompok teroris ISIS setelah menganut paham radikal ketika bekerja di Timur Tengah.
Video ini diyakini menjadi bagian dari serangkaian video berjudul “Inside the Calyphate”, yang diproduksi oleh Al Hayat Media Center, sayap propaganda ISIS. Video-video yang telah dirilis Al Hayat sebelumnya bahkan berusaha menarik umat Islam di Asia Tenggara untuk bergabung dengan kelompok Maute yang berperang di Marawi, Filipina selatan.
Pemimpin Singapura telah memperingatkan, negaranya tengah menjadi target utama serangan teror ISIS karena telah mengambil sikap yang kuat melawan terorisme. Selain itu, Singapura juga merupakan salah satu pusat keuangan terbesar di dunia.