“Mereka dibunuh dengan tuduhan melanggar hukum Islam. Selain 21 oragng itu, masih ada lima orang lagi yang belum diketahui nasibnya. Namun kami yakin mereka telah meninggal dunia,” kata Patriach Ignatius Aphrem II dikutip detik.com dari BBC, Senin (11/4/2016).
Patriarch Ignatius Aphrem II mengaku sedag berupaya memulihkan toleransi antarumat beragama di kota tersebut.
“Selama berabad-abad kami belajar bagaimana menghormati satu sama lain, kami belajar hidup berdampingan. Kini kami bisa hidup bersama lagi jika pihak luar tidak menganggu,” ungkapnya.
Kelompok ISIS menduduki Al-Qaryatain pada Agustus 2015 lalu dan menculik ratusan warga, termasuk puluhan warga Kristen. Banyak di antara tawanan yang kemudian dibebaskan dengan uang tebusan dari pihak keluarga masing-masing.
Saat ini, kota tersebut telah diambil alih oleh militer Suriah. Namun, tingkat kerusakannya tergolong tinggi. Di sejumlah ruas jalan, hampir semua bangunan hancur, termasuk biara Katolik berusia 1.500 tahun