Abuja – Kelompok militan jaringan Boko Haram yang berafiliasi dengan Boko Haram, terus menjadi momok bagi ketentraman masyarakat Nigeria. Pasalnya, kelompok teroris sering melakukan aksi terorisme dan menculik murid sekolah dan meminta tebusan. Selain itu, mereka juga sering kali melakukan serangan sporadis kepada penduduk desa.
Rabu (7/7/2021) dini hari, kembali sekelompok militan itu menyerang desa-desa di negara bagian Adamawa, sekitar 785 kilometer sebelah timur ibukota Abuja. Puluhan orang dilaporkan tewas karena ditembaki oleh anggota kelompok militan.
Selain itu, di negara bagian Kaduna, sekitar 189 kilometer sebelah utara ibukota Abuja, ratusan siswa sekolah dilaporkan diculik oleh gerombolan bandit bersenjata. Para orang tua siswa meminta otoritas berwenang untuk membebaskan anak-anaknya.
Nigeria masih terus bergulat untuk bisa mengatasi teror dan kekacauan di beberapa negara bagian. Polisi dan militer telah dikerahkan namun serangan dan penculikan kepada warga terus terjadi.
Menurut laman The Guardian Nigeria, serangan itu menyebabkan 24 orang tewas. Simon Yakub yang menjabat sebagai bupati Dabna mengonfirmasi serangan itu. Menurut penjelasannya, para militan juga membakar rumah dan dua gereja di desa tersebut.
Di desa lain yang bernama Garka, situasi disebut tidak aman karena sekitar 18 mayat juga ditemukan di semak-semak oleh militer. Pejabat Humas Brigade Lapis Baja 23 yang bernama Mayor Sani Mohammed, mengkonfirmasi hal itu dan masih menunggu arahan dari markas untuk mendapatkan rilis rincian serangan tersebut.
Selain peristiwa penyerangan terhadap orang-orang desa di bagian timur laut Nigeria, insiden lain juga terjadi di bagian barat laut Nigeria, tepatnya di negara bagian Kaduna yang berada di sebelah utara ibukota Abuja.
Sekelompok bandit bersenjata telah menyerang Sekolah Menengah Bethel Baptist, sebuah sekolah asrama di bagian selatan Kaduna. Mereka menculik sekitar 140 siswa, dan 25 siswa berhasil melarikan diri.
Melansir laman Al Jazeera, seorang penduduk yang jadi saksi atas penculikan itu menjelaskan bahwa pasukan keamanan Nigeria telah berupaya mengepung sekolah setelah serangan terjadi. Pengepungan dilakukan antara jam 11 malam pada hari Minggu (4/7/2021) hingga jam 4 pagi pada hari Senin (5/7/2021)
Emmanuel Paul, seorang guru yang mengajar di sekolah asrama itu mengatakan “para penculik membawa 140 siswa, hanya 25 siswa yang lolos. Kami masih tidak tahu ke mana para siswa itu dibawa,” katanya.
Sebelum insiden penculikan yang terjadi di Sekolah Menengah Bethel Baptist, di bagian Kaduna utara, kelompok bandit lain juga menculik enam orang termasuk seorang anak berusia satu tahun dari sebuah rumah sakit.
Taktik penculikan yang dilakukan oleh para bandit Nigeria, awalnya dilakukan oleh kelompok militan Boko Haram. Tapi taktik itu kemudian ditiru demi mencari uang tebusan.