Jakarta – Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menyarankan Kapolda Metro Jaya yang baru, Irjen Idham Azis, untuk sering menggelar dialog dengan tokoh masyarakat dan para ulama. Semua itu perlu dilakukan untuk tujuan meredakan ketegangan-ketegangan di Ibukota, terutama setelah Pemilihan Gubernur di Jakarta.
Dikatakan, dialog dengan tokoh tokoh masyarakat dan tokoh ulama perlu dilakukan secara intensif agar bisa meredakan ketegangan di Ibukota. Tak hanya itu, ancaman terorisme juga layak menjadi sorotan Kapolda Metro Jaya itu, agar tetap bisa diantisipasi. Termasuk, kejahatan dengan menggunakan senjata api juga harus menjadi perhatian.
“Permasalahan lain yang tak kalah pentingnya adalah pelayanan kepolisian yang bebas pungli, serta meredam aksi tawuran dan premanisme. Begitu juga dengan kelanjutan hukum kasus Novel Baswedan, Riziq Shihab, serta kasus makar yang banyak melibatkan tokoh kritis. Semua itu perlu dijelaskan kepada publik terkait kelanjutannya agar ada kepastian hukum,” kata Neta S Pane kepada wartawan di Jakarta, Kamis (27/7/2017)
IPW menilai Idham Azis akan mampu menjawab setiap tantangan karena bukanlah orang baru bagi Polda Metro Jaya. Dia pernah bertugas di Depok, di Jakarta Barat dan di lingkungan Polda Metro Jaya. Sehingga, pengganti Irjen Mochamad Iriawan itu itu pasti sangat paham dengan karakteristik dan potensi gangguan keamanan Jakarta, serta sangat paham dengan daerah-daerah rawan Ibukota.
“Latar belakang Irjen Idham Azis yang sudah malang melintang di reserse di wilayah hukum Polda Metro Jaya tentu akan memudahkannya untuk menata dan membangun sistem keamanan di Ibukota,” pungkasnya.