Cairo – Mesir, Eritrea, dan Somalia sepakat untuk mengembangkan dan
memperkuat kerja sama guna membantu angkatan bersenjata Somalia dalam
melawan terorisme serta melindungi perbatasan darat dan lautnya.
“(Para pemimpin sepakat) untuk mengembangkan dan memperdalam kerja
sama dan koordinasi antara ketiga negara guna meningkatkan kemampuan
lembaga negara Somalia dalam menghadapi berbagai tantangan internal
dan eksternal, serta untuk memberdayakan angkatan bersenjata Somalia
melawan terorisme dalam segala bentuk, serta melindungi perbatasan
darat dan lautnya,” bunyi pernyataan bersama dari kantor Presiden
Mesir Abdel Fattah Sisi dikutip Sputnik, belum lama ini.
Para pemimpin Mesir, Eritrea, dan Somalia juga sepakat untuk membentuk
komite bersama tripartit terdiri atas menteri luar negeri ketiga
negara untuk kerja sama strategis di semua bidang.
Sisi melakukan kunjungan ke Eritrea pada Kamis atas undangan negara
tersebut untuk membahas stabilitas dan keamanan di Tanduk Afrika dan
Laut Merah.
Ia mengadakan pertemuan dengan rekan-rekannya dari Eritrea dan
Somalia, Isaias Afwerki dan Hassan Sheikh Mohamud.
Pada Agustus lalu, Mesir dan Somalia menandatangani perjanjian kerja
sama militer. Mesir juga menyerukan penghormatan terhadap kedaulatan
dan integritas teritorial Somalia.
Somalia mengalami keruntuhan sebagai negara yang bersatu pada 1991
dengan jatuhnya kediktatoran Mohamed Siad Barre.
Komunitas internasional telah mengakui pemerintah federal yang
berbasis di Mogadishu sebagai satu-satunya otoritas sah di Somalia,
sementara sebagian wilayah negara itu, di utara dan timur, tetap
berada di bawah kendali Somaliland dan Puntland yang mengklaim diri
sendiri, namun tidak diakui.
Situasi di Tanduk Afrika baru-baru ini menjadi tegang di tengah
memburuknya hubungan antara Ethiopia dan Somalia setelah Ethiopia
menandatangani nota kesepahaman dengan Somaliland untuk memberikan
akses kepada Ethiopia ke Laut Merah melalui pelabuhan di Somaliland.