Menyemai Pemberitaan Damai di Media

Pagi ini ruang auditorium di Hotel Pangeran kota Padang, Sumatera Barat, penuh sesak dengan para peserta yang mengikuti acara yang diadakan oleh Badan nasional penanggulangan terorisme (BNPT) bekerjasama dengan FKPT provinsi Sumatera Barat. Acara yang diadakan di kota Padang ini mengusung tema “Pencegahan Radikalisme dan Terorisme Untuk Kalangan Media Massa dan Humas yang Telah Disetujui Oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)”.

Paham radikalisme terorisme merupakan sesuatu yang bertentangan dengan segala sisi kemanusiaan dan jauh dari semangat utama agama. Karenanya, “Pemikiran paham radikalisme terorisme adalah sesuatu yang kita tolak bersama”, demikian disampaikan oleh ketua Froum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) provinsi Sumatera Barat, Prof. Dr. Syaifullah SH. MA. Dalam sambutan yang ia berikan sekaligus welcoming speech.

Terorisme dan media merupakan tema penting untuk diangkat karena paham radikalisme mulai menyasar berbagai golongan masyarakat.  Sementara media kerap ditunggangi sebagai bagian dari upaya penyebaran paham tersebut. Media yang concern memberitakan sesuatu secara jujur dan apa adanya belakangan ini sempat kalah ‘glamor’ dengan media-media yang mengumbar propaganda onar.

Karenanya, melalui sosialisasi pencegahan radikalisme dan terorisme yang ditujukan secara khusus untuk kalangan media massa dan humas ini, diharapkan muncul titik balik yang mampu mengangkat media yang selama ini memberitakan fakta secara kredibel agar tidak kalah dengan media-media bandel.

Acara ini dihadiri oleh sekitar 300-an peserta yang berasal dari berbagai latar belakang profesi, mulai dari mahasiswa, wartawan, tokoh masyarakat, pemgub, pemda, hingga para petinggi dari TNI dan Polri turut hadir dalam acara ini. Hal ini membuktikan bahwa semangat untuk mengakhiri upaya nakal yang dilakukan oleh kelompok radikalisme bengal begitu menggebu. Masyarakat sudah sebal dengan model-model pemberitaan yang dilakukan oleh media kelas abal-abal.

Melalui acara ini, BNPT membentu masyarakat untuk mulai kritis terhadap setiap pemberitaan yang beredar; tidak langsung menelan berita-berita yang ada di koran, atau langsung meyakini apa saja yang ditampilkan oleh televisi. Karenanya acara ini juga diisi dengan sejumlah sesi yang menekankan pada peningkatan kemampuan analisa media dan kontra narasi.