Menyelinap Lewat Tora Bora, ISIS Ekspansi ke Iran

Teheran – Militan ISIS sudah hancur lebur di Irak dan Suriah, tapi mereka masih terus bergerilya mencari wilayah baru. Salah satu wilayah yang mereka incar adalah Iran. Hal itu diketahui setelah ISIS yang kini masih banyak tersebar di sepanjang perbatasan Irak-Iran. Kawasan pegunungan tersebut oleh penduduk setempat dijuluki ‘Tora Bora’.

Tora Bora adalah tempat yang disinyalir banyak bersembunyi anggota ISIS yang lari dari Irak. Tempat ini dulu juga pernah menjadi persembunyian bos Al Qaeda, Osama bin Laden.

Bukti keberadaan ISIS di Tora Bora adalah terbunuhnya tiga anggota Garda Revolusi di wilayah Bamo. Mereka tewas setelah bertempur dengan 21 anggota ISIS yang berhasil masuk wilayah tersebut. Dari kubu ISIS, tiga anggota mereka meledakkan rompi bunuh diri dan dua lainnya tewas tertembak.

Kementerian Intelijen Iran sebelumnya menemukan sebuah tembolok senjata di Kota Marivan di sisi perbatasan Iran. Mereka menemukan TNT, C4, detonator elektronik, granat, klip amunisi untuk senapan mesin AK-47 dan granat berpeluncur roket. Bentrokan dan penemuan senjata tersebut mengindikasikan ISIS masih memiliki kemampuan untuk menembus jaring pengaman yang ketat di Iran.

“Hari ini ISIS tidak mengendalikan sebuah negara. Tapi untuk membuktikan keberadaannya, mereka mungkin akan melakukan serangan setiap hari,” ujar Hossein Dehghan, mantan Menteri Pertahanan Iran dikutip dari republika.co.id.

Kehadiran militan ISIS di perbatasan bukanlah hal yang baru. Sebelum invasi AS ke Irak pada 2003, Abu Musab al-Zarqawi telah memimpin sebuah kelompok di wilayah tersebut yang disebut Ansar al-Islam, yang bergabung dengan ISIS pada 2014. Zarqawi adalah militan yang dituduh sebagai dalang perang saudara antara Sunni dan Syiah di Irak.

Masyarakat Kurdi Iran dan Irak saat ini diduga tengah bertempur dengan generasi kedua ISIS, yang sebagian besar dipengaruhi oleh warisan mematikan Zarqawi. Militan ISIS yang Sunni melihat kaum Syiah, yang merupakan mayoritas penduduk Iran, sebagai orang yang murtad.

“Jelas ada hubungan antara ekstremis Iran dan Irak di kedua sisi perbatasan. Militan mengeksploitasi daerah ini karena bergunung-gunung, sulit, dan berhutan,” ujar Hamai Hama Seid, komandan senior Peshmerga dan anggota Patriotic Union of Kurdistan (PUK) Irak.

Menurutnya, banyak anggota ISIS adalah pemuda berpendidikan rendah yang memiliki keterbatasan ekonomi. Mereka dinilai lebih mudah direkrut menjadi militan.