Palangka Raya – Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Tengah, Khairil Anwar, menyebut tanggung jawab menumbuhkan moderasi beragama di lingkungan sekolah tidak bisa dibebankan hanya kepada guru. Seluruh pihak di lingkungan sekolah harus terlibat aktif.
Demikian disampaikan Khairil saat memberikan sambutan di pembukaan kegiatan Internalisasi Nilai-nilai Agama dan Budaya di Sekolah dalam Menumbuhkan Moderasi Beragama, yang diinisiasi oleh BNPT dan FKPT Kalimantan Tengah, Rabu (21/10/2020).
“Guru, kepala sekolah, dan semua elemen di lingkungan pendidikan (harus terlibat menumbuhkan moderasi beragama),” kata Khairil.
Pria yang juga menjabat sebagai Rektor IAIN Palangka Raya itu memaknai moderasi sebagai situasi situasi di mana semua penganut agama bisa menjalankan keyakinannya tanpa adanya gangguan atau halangan dari pihak lain. Untuk bisa menumbuhkan moderasi beragama dibutuhkan masyarakat yang mampu mengamalkan agamanya secara moderat.
“Dan ciri-ciri moderat adalah cinta sesama, menghargai perbedaan. Jika ini bisa dibangun maka akan tumbuh moderasi beragama,” jelas Khairil.
Menumbuhkan moderasi beragama di sekolah, masih kata Khairil, sangat penting dilakukan mengingat jaringan pelaku terorisme saat ini tak lagi pandang bulu dalam menyasar masyarakat untuk direkrut ke dalam jaringannya. “Fakta kejadiannya sudah ada, anak-anak dilibatkan dalam aksi terorisme. Dan memang orang-orang teroris itu tidak berkemanusiaan karena juga melibatkan anak-anak ke dalam aksinya,” tandasnya.
Dalam sambutannya Khairil juga menegaskan ideologi radikal tidak hanya ada di satu agama saja, melainkan bisa ditemukan di semua agama. Meski demikian dikatakannya juga, terorisme bukan ajaran dari agama tertentu.
“Orang menjadi radikal karena tidak mampu memahami ajaran agamanya secara utuh, sementara untuk menjadi moderat yang bisa saling menghargai kita harus memahami agama dengan benar,” pungkas Khairil.
Kegiatan Internalisasi Nilai-nilai Agama dan Budaya di Sekolah dalam Menumbuhkan Moderasi Beragama dilaksanakan BNPT dan FKPT dengan melibatkan guru mata pelajaran agama di tingkat SD hingga SMP sebagai pesertanya. Selain dibekali pemahaman tentang moderasi beragama dan cara menumbuhkannya, para peserta juga didorong menciptakan rencana pembelajaran yang mampu menjadikan anak didiknya bisa bersikap moderat.