Menuju Indonesia Emas, Stafsus Presiden Tekankan Toleransi sebagai Fondasi Persatuan

Menuju Indonesia Emas, Stafsus Presiden Tekankan Toleransi sebagai Fondasi Persatuan

Jakarta — Upaya mewujudkan visi Indonesia Emas sebagaimana dicita-citakan Presiden Prabowo Subianto membutuhkan keterlibatan aktif seluruh elemen bangsa. Salah satu pilar utama yang harus terus dijaga adalah toleransi, khususnya dalam kehidupan beragama, sebagai fondasi persatuan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Staf Khusus Presiden Prabowo Subianto, Agustinus Susanto, menegaskan bahwa toleransi beragama bukan sekadar nilai normatif, melainkan sikap konkret dalam kehidupan sehari-hari. Menurutnya, saling menghormati keyakinan, tidak mengganggu pelaksanaan ibadah, tidak memaksakan ajaran, serta membangun kerja sama sosial menjadi wujud nyata toleransi.

“Kita harus terus merawat Indonesia sebagai rumah bersama, tempat berbagai agama dan keyakinan hidup berdampingan secara damai,” ujar Agustinus, yang akrab disapa Agus, kepada wartawan, kemarin.

Ia menilai, suasana harmonis antarumat beragama tidak hanya memperkuat persatuan nasional, tetapi juga berpengaruh langsung terhadap stabilitas sosial dan pergerakan ekonomi masyarakat. Lingkungan yang aman dan damai, kata Agus, menjadi prasyarat penting bagi pembangunan dan kesejahteraan.

Namun demikian, Agus mengingatkan bahwa tantangan intoleransi masih nyata. Data menunjukkan, sepanjang 2023 tercatat ratusan kasus pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan (KBB) di berbagai daerah di Indonesia.

“Kerukunan dan harmonisasi antarumat beragama adalah ukuran nyata dari toleransi. Karena itu, kita harus terus merajut kedamaian,” tegasnya.

Purnawirawan Perwira Kopassus itu juga menekankan peran strategis tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam menyejukkan suasana serta mencegah gesekan sosial. Menurutnya, pesan Presiden Prabowo untuk menjadikan Indonesia negara yang kuat, disegani, dan makmur merupakan tanggung jawab bersama seluruh warga negara.

“Mewujudkan Indonesia Emas bukan hanya tugas pemerintah, tapi kewajiban kita semua,” ujarnya.

Sebagai langkah konkret, Agus bersama sejumlah tokoh agama dan tokoh masyarakat berencana melakukan roadshow ke berbagai daerah dalam waktu dekat. Kegiatan tersebut bertujuan memperkuat pesan kerukunan, memperluas dialog lintas iman, serta menjaga kedamaian di tengah masyarakat.

Komitmen merawat toleransi juga tercermin dalam kegiatan workshop lintas agama yang diselenggarakan Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) di Tangerang Selatan, Banten. Acara bertajuk “Dari Tangsel untuk Indonesia: Harmoni Dirawat, Kedamaian Dirajut” itu menghadirkan para penyuluh agama, juru dakwah, dan pewarta lintas agama. “Para peserta workshop ini akan menjadi garda terdepan yang menyampaikan pesan-pesan damai dan positif langsung ke masyarakat,” pungkas Agus.