Jakarta – Makna jihad sejatinya memiliki arti yang sangat luas. Tidak saja berperang terhadap orang kafir atau orang yang memusuhi agama Islam. Jihad juga bisa dalam bidang apapun seperti mencari nafkah di jalan yang benar dan di ridhoi oleh Allah SWT.
Sebagai seorang muslim dan menghuni di sebuah negara, kita juga bisa melaksanakan kewajiban-kewajiban kita sebagai warga negara dan kewajiban kita sebagai rakyat dan seterusnya. Bahkan kalau kita memiliki keimanan dan ketaqwaan yang tinggi, membela bangsa yakni Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI) ini adalah juga bagian dari jihad.
“Karena dengan kemerdekaan yang diraih bangsa ini, para pejabatnya atau penguasanya harus bisa berusaha untuk mensejahterakan rakyatnya, bisa juga memberdayakan ekonominya serta bisa melindungi keyakinan-keyakinan agama yang dipeluk oleh rakyatnya. Itu juga merupakan jihad pemerintah melalui seluruh aparatnya terhadap bangsa demi rakyatnya,” ujar Ketua Ikatan Dai Indonesia, Prof. Dr. KH. Ahmad Satori Ismail, MA, di Jakarta, Selasa (10/10/2017).
Lebih lanjut pria yang juga Grur Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ini menjelaskan, kalau bangsa kita ini tidak merdeka tentunya masyarakat dan pemerintahnya tidak bisa untuk melakukan itu semuanya. “Karena kewajiban untuk membela negara agar rakyatnya bisa terlindungi semua kepentingannya baik ekonomi, politik, pendidikan sampai masalah melindungi keyakinanya itu adalah suatu kewajiban semua warga negara, bukan hanya pemerintahnya saja,” katanya .
Lebih lanjut dirinya mencontohkan bahwa dengan Undang-undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 3 yang mana mengatakan bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat, maka kalau itu yang dijadikan patokan maka membela negara adalah suatu kewajiban.
“Sehingga jangan sampai negara kita dijajah oleh bangsa lain. Dan ini berlaku bagi semua pemeluk agama apapun karena sebagai rakyat sudah seharusnya untuk membela bangsanya
Dirinya yakin di semua agama apapun selain Islam pun di Indonesia ini akan melakuan pengorbanan untuk negaranya. Karena agama lain juga membutuhkan tempat ibadah untuk para pengikutnya agar bisa menjaga keyakinannya.
“Dan tentunya ini suatu kebutuhan yang bersama dalam negara ini. Saya yakin agama yang lain juga melakukan demikian dimana para pengikutnya sama-sama untuk memiliki niat yang baik pada negeri ini dalam usaha memelihara keyakinannya,” tutur pria kelahiran Cirebon, 6 Desember 1955 ini .
Lebih lanjut dirinya juga mengatakan bahwa jihad itu tidak harus berperang melawan bangsanya sendiri seperti yang dilakukan kelompok radikal selama ini dimana diantara kelompok mereka menganggap pemeritah ini adalah thogut sehingga perlu diperangi. Kelompok-kelompok sepert itulah yag menurutnya tidak memahami permasalahan jihad yang sesungguhnya. Karena Jihad itu ada jihad yang mengguankan senjata dan ada jihad dengan bentuk yang lain.
“Dengan menggunakan senjata untuk melawan musuh yang ingin menjajah negeri kita, merusak negeri kita, nah kalau itu ya maka kita perlu berjihad mati-matian demi mempertahankan negeri ini,” ujar Direktur Pasca sarjana Universitas Islam As Syafi’iyah Jakarta ini
Lalu pria yang juga menjadi anggota Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga mengatakan bahwa ada jihad yang lebih luas lagi yaitu berjuang untuk mensejahterakan rakyat. Seperti berjuang agar ekonomi rakyat tambah naik atau daya beli masyarakat juga bertambah naik, itu juga merupakan jihad.
“Jadi kalau pemerintah berusaha agar rakyatnya sejahtera, ekonomi negaranya makmur, daya belinya naik, kemudian rakyatnya terjamin seluruh kebutuhannya itu juga merupakan jihad. Di bidang Pendidikan seperti kita menyiapkan orang-orang agar masa depan generasi mendatang berakhlak mulia, memiliki karakter yang baik itu juga merupakan jihad. Kalau niatnya adalah untuk mencari ridho Allah dengan tidak merusak atau gaduh bangsa ini tentunya semuanya adalah jihad,” kata alumni Universitas Al Azhar Mesir ini..
Dirinya juga menyayangkan kalau selama ini masih ada masyarakat Indonesia yang belum percaya terhadap pemerintahnya sendiri bahwa pemerintah telah melakukan segala sesuatu untuk masyarakatnya. Namun menurutnya hal itu terjadi hanya di masyarakat atau rakyat kecil. Untuk menyakinkan kepada masyaraktnya maka pemerintah harus membuktikan kalau ekonomi rakyat tersebut harus dibela dengan sebaik-baiknya.
“Membuktikannya tidak bisa sekedar dipaksakan melalui pidato atau ceramah saja, tetapi harus dibuktikan yang riil bahwa memang pemerintah benar-benar berusaha maksimal dengan berbagai macam kegiatannya untuk mensejahterakan rakyatnya. Isitilahnya untuk beli beras atau beli segala seuatau serta untuk mendapatkan kerja juga mudah. Ini kalau semuanya mudah maka negari ini akan aman. Dan rakyat pasti tidak segan-segan untuk membangun, mengisi dan membela NKRI ini,” ujarnya
Untuk itu dirinya menilai kalau seluruh ekonomi di masyarakat cukup, bangsa Indonesia ini akan menjadi aman dan sejahtera. Karena menurutbya di negara-negara barat yang tidak beragama saja ketika masalah ekonominya nyaman, cukup dan segala masalah yang rakyatnya bisa diatasi maka negara itu juga terlihat aman.
“Karena dengan ekonomi yang nyaman dan negara itu memiki uang, nyatanya perut ini tidak bisa menunggu-nunggu, mereka tidak bisa menahan lapar. Maka usaha pemerintah melalui para perangkatnya untuk melakukan jihad secara sungguh-sungguh terhadap bangsanya yakni dengan tujuan untuk mensejaterakan rakyatnya, insya allah itu akan mengkokohkan rakyat terhadap pemerintahnya,” ujar Wakil Ketua Komisi Dakwah MUI ini mengakhiri.