Jakarta – Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menyatakan, Indonesia dibangun oleh komitmen bersama semua komponen yang ada. Karena itu Bhinneka Tunggal Ika harus dijunjung dan perguruan tinggi sebagai tempat pengembangan akademik harus mampu merawat kebhinekaan serta tidak terpengaruh dengan munculnya berbagai paham radikalisme.
Nasir menyatakan, perguruan tinggi sebagai institusi pengembangan akademik harus mampu mengambil peran strategis dalam menjaga nilai-nilai kebangsaan dan Pancasila dari rongrongan bahaya radikalisme yang mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Radikalisme sangat mengancam harmoni kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk itu, radikalisme harus dibersihkan dari negeri Indonesia ini,” ujar Nasir, saat berkunjung di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga dalam rangka Pidato Kebangsaan dengan tema Menuju Indonesia Maju, Terbuka dan Berkeadilan dalam Bingkai Kebinekaan, seperti dikutip Republika.co.id, Senin (1/4/2019).
Lebih lanjut Mohamad Nasir menjelaskan, dalam upaya mewujudkan Indonesia yang maju dan berkeadilan, Pemerintah RI mendorong pembangunan tidak hanya terpusat di Jawa, namun harus merata di seluruh wilayah indonesia.
“Pembangunan yang dahulu lebih banyak dinikmati oleh penduduk Pulau Jawa, saat ini di dorong untuk bersifat Indonesia sentris, merata di wilayah NKRI,” kata dia.
Mengakhiri pidato kebangsaannya, Nasir menegaskan Indonesia yang maju dan berkeadilan tidak bisa dilepaskan dari semangat dan upaya anak-anak bangsa dalam merawat, menjaga, dan mengaplikasikan nilai-nilai kebangsaan baik berupa Pancasila sebagai ideologi bangsa, UUD 1945 sebagai dasar negara, dan Bineka Tunggal Ika sebagai semboyan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di bawah naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia.