Menristek Tegaskan Radikalisme Tidak Dikaitkan Dengan Islam

Jakarta – Menristek Dikti M Nasir mengintensipkan pencegahan radikalisme di lingkungan perguruan tinggi. Dia menegaskan radikalisme tidak dikaitkan dengan Islam.

“Jangan sampai hanya berkonotasi pada muslim, nggak. Ada di Sulawesi Utara (Sulut) itu juga bukan muslim. Di sana (Sulut) ingin menjadi negara sendiri. Jadi ada tempat-tempat lain. Di Indonesia timur juga ada,”kata Nasir di Kantor Kemenristek Dikti, Senayan, Jakarta, Senin (25/6/2018).

Dikutip dari laman detik.com, M. Nasir mengatakan bahwa radikalisme tidak selalu berkaitan dengan agama, yang terkait dengan NKRI juga dipantau, namun hanya radikalisme agama yang dibawa oleh kelompok tertentu yang selalu terekspos.

“Tapi yang terekspos besar hanya Islam, padahal nggak, semua ada. Mohon maaf saya katakan ini karena memang ada. Maka, jangan sampai ini dikatakan hanya Islam saja, ada yang lain yang terkait dengan NKRI UUD 1945, tidak hanya Islam saja,”tuturnya.

Senada dengan Nasir, Kepala BNPT Suhardi Alius menyebut pencegahan paham radikalisme tak menstigmakan agama.

“Jangan stigmakan agama. Jadi memang kebetulan yang menjadi acuan adalah penyimpangan-penyimpangan intolerasi yang berkaitan Islam, tapi tidak hanya Islam. Semuanya kena di pantauan kita,” sebut Suhardi.