Raqqa – Seorang pria yang berkebangsaan Inggris yang berprofessi sebagai Chef di kota Raqqa, Irak harus menghadapi nasib tragis. Hanya berselang dua minggu sebelum kepulangannya ke kampung halamannya, ia dihadapkan pada pilihan sulit; ditangkap ISIS dan kemudian dijadikan bahan propaganda –dengan kemungkinan besar akan dibunuh—atau bunuh diri saja sebelum ditangkap.
Ryan Lock, nama pria berusia 20 tahun itu, memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Ia tidak sudi dijadikan bahan propaganda kelompok teroris ISIS.
Dilansir oleh independent.co.uk, Kamis (02/02/17), Ryan menembak dirinya sendiri sebelum ditangkap oleh militan teroris ISIS. Jenazahnya telah diterima oleh kelompok Kurdi dan ditunjukkan pada upacara penghormatan yang dilakukan oleh pasukan pro-Kurdi belum lama ini.
Salah seorang juru bicara kelompok sayap kanan Kurdi, Mark Campbell menyatakan dalam laman facebooknya bahwa jenazah Lock telah ia diterima dan akan segera diproses untuk dapat dipulangkan ke Inggris, ke keluarganya untuk dimakamkan. “Jenazah relawan YPG asal Inggris, Ryan Lock telah melewati perbatasan Rojava menuju kawasan Kurdi (KRG – Kurdish Regional Goverment). Dengan penghormatan militer, hari ini (Selasa), ia akan memulai perjalanan pulang ke rumahnya, ke keluarga dan teman-temannya, untuk proses pemakaman di Inggris.”
Ryan Lock merupakan sukarelawan yang membantu unit perlindungan masyarakat (dikenal dengan istilah YPG) di Irak. Ia tidak memiliki latar belakang militer sama sekali. Pada keluarganya ia pamit akan berlibur ke Turki saat berangkat dari rumahnya pada Agustus tahun lalu.
Sementara itu, pihak keluarga Lock di Inggris mengaku sangat terpukul atas kabar kematian putranya, namun mereka juga mengucapkan banyak-banyak terimakasih kepada kelompok YPG yang telah membantu menemukan dan mengirimkan jenazah putranya, sehingga mereka dapat melihatnya untuk terakhir kalinya.