Yogyakarta – Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Lestari Priansari Marsudi mengatakan, saat ini ada ratusan Warga Negara Indonesia (WNI) yang ada di luar negeri diduga terlibat dalam jaringan kelompok teroris jaringan sel-sel radikal termasuk ISIS.
Hal itu dikatakan Menlu Retno LP Marsudi di kampus Universitas Muhammadiyah (UMY) Yogyakarta, Selasa (25/4/2017). “Ya, saat ini ada ada sekitar 500 WNI yang tinggal di luar negeri diduga kuat masuk dalam jaringan sel-sel radikalisme termasuk ISIS,” katanya kepada wartawan.
Meski jumlah itu hanya sedikit dibanding dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta orang, menurut Retno, keberadaan mereka tidak bisa dianggap ringan. “Tidak bisa disepelekan sehingga Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) terus bekerja sama dengan Kepolisian dan juga Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT),” jelasnya.
Menlu tidak menampik, jika tidak semua WNI ke luar negeri atau pun yang diamankan otoritas Turki pasti akan bergabung dengan kelompok radikal seperti ISIS. Untuk mendalami motif tersebut, Kemenlu RI memang harus memiliki akses kepada WNI tersebut.
“Untuk memastikan niat WNI menyeberang ke Suriah tentunya kita harus memiliki akses kepada WNI yang ditangkap sehingga ada kepastian WNI akan bergabung dengan ISIS atau tidak,” katanya.
Kemenlu terus mendorong peningkatan kerjasama intelijen dengan pemerintah Turki agar ada antisipasi cepat jika ada WNI yang ditangkap di Turki karena akan bergabung dengan ISIS.
“Selama ini banyak informasi WNI yang di deportasi dari Turki, bahkan ada pendalaman terhadap motif WNI datang ke Suriah tidak maksimal. Jika jauh-jauh hari sebelum dideportasi Kemenlu sudah mendapat informasi, maka pendampingan kepada WNI akan lebih maksimal,” pungkasnya.