Manila – Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Lestari Priansari Marsudi mengatakan, pemerintah Indonesia siap pemerintah Filipina dalam membangun kembali Marawi. Indonesia mendukung proses rekonstruksi, rehabilitasi, dan deradikalisasi di Marawi, yang telah dibebaskan pemerintah Filipina dari kelompok radikal terafiliasi ISIS.
Dikatakan, komitmen kesiapan Indonesia itu telah disampaikan dalam pertemuan Tingkat Menteri Luar Negeri Trilateral Indonesia-Malaysia-Filipina. Pertemuan itu dihadiri Menlu Filipina Alan Peter Cayetano dan Menlu Malaysia Dato’ Sri Anifah, di Hotel Diamond, Manila.
“Rekonstruksi, rehabilitasi, dan deradikalisasin itu adalah tugas yang sangat berat. Namun dengan dukungan dan kerja sama, termasuk melalui Trilateral, saya meyakini tugas ini akan bisa diselesaikan. Indonesia, menunggu Pemerintah Filipina untuk dapat mengidentifikasi kebutuhan bagi upaya rekonstruksi dan rehabilitasi,” kata Menlu Retno dalam keterangan tertulisnya di situs resmi Sekretaris Kabinet RI, Senin (3/11/2017).
Dijelaskan, selain rekonstruksi dan pembangunan infrastruktur, salah satu fokus dukungan Indonesia terkait dengan sektor pendidikan dan deradikalisasi. Indonesia siap berbagi pengalaman dengan Filipina dalam proses deradikalisasi dan reintegrasi di Marawi. Indonesia juga siap membantu pengembangan kurikulum pendidikan agama, pengiriman ulama untuk menyebarkan nilai Islam sebagai ‘rahmatan lil alamin’.
Menlu Retno juga mengemukakan, keberhasilan Pemerintah Filipina membebaskan kota Marawai memberikan pesan kuat bahwa kita bisa mengalahkan terorisme dan ekstremisme melalui kerja sama. Namun Menlu mengingatkan, bahwa pembebasan Marawi bukanlah tujuan akhir, melainkan sebuah awal dari tugas yang lebih besar lagi, yakni mewujudkan pembangunan dan perdamaian berkelanjutan di Marawi dan di kawasan.
Dalam pertemuan trilateral itu, Menlu menyampaikan, bahwa secara khusus, Menlu Filipina, Alan Peter Cayetano menyampaikan apresiasi tinggi atas dukungan dan bantuan Indonesia dan Malaysia dalam pembebasan kota Marawi. Dia mengingatkan semakin kompleksnya tantangan keamanan, termasuk mencegah terulangnya situasi seperti di Marawi.
Indonesia telah berinisiatif menyampaikan draf Rencana Aksi (Plan of Action) beserta peta jalan (Road Map), yang secara sistematis memuat aktivitas konkret kerja sama Trilateral. Pertemuan Trilateral ini merupakan tindak lanjut dari Pertemuan Trilateral sebelumnya pada Juni lalu. Kerja sama antara Indonesia, Malaysia dan Filipina ini dibentuk untuk meningkatkan efektivitas penanganan kejahatan terorganisasi lintas negara, terutama terorisme, khususnya di Laut Sulu dan Sulawesi.