Foto: Liputan6

Menkopolhukam Beberkan Penanganan Terorisme Ala Indonesia di Rusia

Jakarta – Pola-pola penanganan terorisme di Indonesia, terutama pencegahan dengan cara-cara lunak (soft approach) menarik banyak perhatian negara-negara di dunia. Hal itu pula yang terjadi saat Menkopolhukam Wiranto membeberkan penanganan terorisma ala Indonesia di forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Keamanan Global di Sochi, Rusia, Rabu (25/4/2018) waktu setempat.

Dalam paparannya Menkopolhukam mengungkapkan bahwa perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, mengubah pola penyebaran paham radikal. Dulu penyebaran melalui pertemuan tertutup, kini lebih memanfaatkan media sosial.

“Mereka juga memodifikasi pola strategi dalam melancarkan serangan teror. Sebelumnya, mereka beraksi sebagai satu organisasi dalam melakukan serangan. Kini, serangan-serangan tersebut muncul dalam unit yang lebih kecil, atau bahkan atas inisiasi sendiri atau lone wolf,” ucap Wiranto.

Mantan Panglima TNI ini menuturkan, strategi tersebut semakin sering dilakukan organisasi teror untuk mengamankan jaringan, serta meningkatkan taktik pola serangan mereka. Selain itu, strategi dan taktik mereka didukung oleh teknologi finansial modern. Transaksi keuangan mereka makin canggih dan sulit dilacak.

“Dengan perkembangan teknologi ini, kita semua harus lebih bersiap dengan memperkuat kerja sama yang berkelanjutan,” ajak Wiranto dikutip dari laman liputan6.com.

Dia menjelaskan cara Indonesia menghadapi para teroris tersebut. Tidak hanya melalui penegakan hukum, tetapi juga dengan pendekatan personal. Di antaranya, ia mencontohkan dengan penerapan deradikalisasi atau kontra radikalisasi, kontra opini, kontra narasi, serta kontra ideologi kepada para mantan teroris atau eks narapidana teroris.

“Ada sekitar 600 eks napi teroris yang mengikuti program deradikalisasi dan hanya tiga dari jumlah tersebut yang kembali melakukan aksi terorisme. Ada juga 124 eks napi teroris yang telah berubah menjadi agen perdamaian,” ungkapnya.