Menkopolhukam Ajak FKPT Bentengi Masyarakat Dari Radikalisme dan Terorisme

Bogor – Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) yang kini telah terbentuk di 32 provinsi menjadi salah satu andalan pemerintah dalam membendung paham radikal dan teror yang mulai merebak dan menimbulkan keresahan di tengah-tengah masyarakat.

Karenanya forum bentukan BNPT ini diharapkan mampu bekerja maksimal dalam membentengi masyarakat dari berbagai ajaran kekerasan. Demikian disampaikan Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan saat mengunjungi kantor Badan Nasional penanggulangan Terorisme (BNPT) di Komplek Indonesia Peace and Security Center (IPSC) Bogor hari ini (25/01/16).

Pada kesempatan itu Luhut juga menyampaikan bahwa terorisme termasuk dalam ancaman bagi bangsa yang paling berbahaya, “NKRI bisa terganggu jika keduanya tidak diselesaikan dengan baik,” ungkapnya.

Saat ini lanjutnya, Indonesia menjadi negara yang negara yang paling harmornis, karena di tengah segala perbedaan yang ada, negeri ini tetap dapat bersatu. “Di Indonesia saat ini ada 230 juta penduduk yang Muslim, terbanyak di dunia. Tetapi Indonesia tetap menjadi negara yang paling harmonis,” tegasnya.

Luhut menyebut paham radikal yang ada saat ini bukanlah produk asli Indonesia, “Paham radikal datang dari Timur Tengah,” Jelasnya.  Menurutnya, konflik yang tidak berkesudahan di Timur Tengah merembet ke Indonesia dengan menggunakan isu agama sebagai kamuflasenya.  Karenanya ia meminta kepada para pengurus FKPT untuk tidak pernah berhenti mengajak masyarakat untuk mengamalkan ajaran agama yang damai dan berorientasi pada kemajuan.

Tentang ISIS, mantan menteri Perdagangan dan Industri di era kepresidenan gus Dur ini dengan tegas menyatakan bahwa “ISIS bukan Islam, Islam bukan ISIS. Karena Islam adalah agama yang memberi rahmat dan kedamaian”.

Sebelumnya, kepala BNPT Komjen Pol. DR. Saud Usman Nasution, SH, MH menjelaskan FKPT dibentuk untuk            membantu BNPT dalam melakukan upaya pencegahan dan pembinaan anti radikalisme dan terorisme di daerah.