Menko Polhukam: Pesantren Harus Lahirkan Sarjana Top, Bukan Cetak Teroris

Jakarta –  Pendidikan di pondok pesantren saat ini telah sejajar dengan lingkungan pendidikan umum. Karena itu pondok pesantren harus terus meningkatkan kualitas agar mampu menghasilkan generasi muda yang unggul..

“Institusi pendidikan Islam sekarang sudah sangat maju. Kita sudah punya 27 Universitas Islam Negeri (UIN) yang hebat-hebat, sejajar dan tidak kalah dengan kampus-kampus negeri mentereng,” kata Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD saat memberikan pidato kunci pada Halaqoh Ulama Nasional, Rabithah Maahid Islamiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Pondok Pesantren Sunan Drajat, Lamongan, Jawa Timur, Rabu (12/7/2023).

Mahfud bercerita bahwa dahulu umat Islam dipandang sebelah mata lantaran lembaga pendidikannya pun dianggap kelas dua atau kelas tiga. Namun, kini umat Islam telah mengalami mobilitas sosial naik. Bahkan, kata Mahfud, pemerintah juga sudah menerbitkan Undang-undang Pesantren untuk mendorong kemajuan pesantren dan pendidikan Islam.

“Karena itu pesantren harus bisa melahirkan sarjana hukum, sarjana ekonomi, sarjana teknik, dan dokter yang hebat-hebat. Pesantren tidak boleh melahirkan teroris. Jangan konfrontatif terhadap negara karena menganggap pemerintah bukan Islam,” ucapnya.

Mahfud pun mengajak agar pesantren tidak menjauhkan diri dari pemerintah agar tetap menjadi warga negara yang bersatu dalam keberagaman.

“Saya mengajak pesantren untuk tidak menjauhkan diri dari pemerintah, karena pesantren dan santri adalah bagian dari pemerintah,” katanya.

“Mari menjadi warga dari sebuah negara yang inklusif dan kosmoplit, bersatu dalam keberbedaan, dan bersama-sama memajukan bangsa dan negara ini,” pungkas Mahfud MD