Menjadi Jembatan Harmoni: Penyuluh Agama Kristen Didorong Jadi Agen Perdamaian

Jakarta – Di tengah tantangan keberagaman Indonesia yang semakin kompleks, peran penyuluh agama kembali ditegaskan sebagai garda depan dalam merawat kerukunan. Hal ini disampaikan Direktur Urusan Agama Kristen, Amsal Yowei, saat mewakili Dirjen Bimas Kristen dalam kegiatan bertema “Peran Penyuluh Agama dalam Membangun Toleransi dan Kerukunan Beragama” yang digelar secara hybrid pada Selasa (1/7/2025).

Dalam sambutannya, Amsal menegaskan bahwa para penyuluh agama Kristen tidak hanya berfungsi sebagai komunikator nilai-nilai keimanan, tetapi juga sebagai agen perdamaian yang menjembatani perbedaan.

“Melalui penyuluhan yang sejuk, inklusif, dan berbasis nilai kasih, para penyuluh diharapkan menjadi jembatan harmoni di tengah masyarakat majemuk,” ujarnya, seraya mengutip ayat Roma 12:18, “Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang.”

Lebih dari 500 peserta dari berbagai wilayah Indonesia mengikuti kegiatan ini secara daring melalui Zoom. Kehadiran mereka menjadi bukti nyata komitmen dan semangat untuk terus membangun toleransi, sekaligus mempererat jaringan antar penyuluh agama Kristen di seluruh penjuru nusantara.

Amsal memaparkan tiga tujuan utama kegiatan ini, yaitu:

  1. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya toleransi antarumat beragama,

2.Memperkuat kapasitas penyuluh dalam membangun narasi damai,

3. Mendorong kolaborasi lintas iman demi menjaga harmoni nasional.

Menurutnya, penyuluh agama memiliki posisi strategis dalam memperkuat pondasi kehidupan beragama yang rukun dan berkeadilan, sejalan dengan program prioritas Kementerian Agama RI yang terus mengarusutamakan moderasi beragama.

“Tidak ada kerukunan tanpa dialog, tidak ada toleransi tanpa saling pengertian. Penyuluh harus mampu hadir sebagai pemersatu dan pendamai,” tegas Amsal.

Dalam kesempatan tersebut, Amsal juga menyampaikan apresiasi kepada Kasubdit Penyuluh Agama Kristen yang baru dilantik, Effendi Hutabarat, atas semangat dan kesigapan dalam menjalankan tugas pelayanan.

“Kami bersyukur atas pelantikan Bapak Hutabarat yang langsung disambut dengan kerja keras. Mari kita doakan beliau senantiasa diberi kekuatan dan kesetiaan,” ucapnya penuh harap.

Meski Direktur Jenderal Bimas Kristen tidak dapat hadir secara langsung, Amsal menyatakan bahwa semangat dan arah kebijakan dari pimpinan tetap hadir melalui dirinya sebagai perwakilan resmi.

Menutup sambutannya, Amsal menyerukan agar hasil dari pertemuan ini dapat diterjemahkan menjadi aksi nyata di lapangan.

“Jangan berhenti pada diskusi. Mari kita wujudkan toleransi dalam tindakan, dan terus melangkah bersama demi Indonesia yang damai dan berkeadilan. Tuhan memberkati kita semua. Shalom,” pungkasnya.