Jakarta – Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu memastikan pelaku penculikan terhadap dua warga negara Indonesia (WNI) di Perairan Semporna, Sabah, Malaysia pada 11 September lalu adalah kelompok teroris Abu Sayyaf.
Namun begitu, Ryamizard mengaku tidak akan terburu-buru mengambil sikap meski telah mengetahui pelaku penculikan kedua nelayan itu.
“Kita jangan buru-buru,” ujar Ryamizard sembari menyayangkan sejumlah nelayan yang tetap berlayar ke wilayah rawan penculikan kelompok Abu Sayyaf meski sudah diperingatkan untuk dijauhi.
“Saya sudah ngomong seribu kali, sudah dibilang jangan ke sana,” tegasnya.
Sebagai langkah pencegahan supaya penculikan tak lagi terjadi, Menteri Ryamizard mengaku akan melakukan latihan bersama pasukan bersenjata Filipina dan Malaysia.
“Sekarang kita latihan dulu yang bener. Langsung mau perang, mati nanti,” tukas dia.
Pada 11 September lalu, media Malaysia mengutip Kepolisian Sabah yang menyatakan dua nelayan asal Indonesia diculik saat baru saja tiba di Pulau Gaya, perairan Semporna.
Pihak otoritas juga menyebut pelaku penculikan itu membawa senjata M16 dan berbicara dengan logat Sulu, sehingga diperkirakan berasal dari Filipina.
Menurut informasi yang diterima Polri, dua WNI itu bernama Syamsul Sugeni, pemilik kapal bernama Sri Dewi dan Usman Yunus sebagai anak buahnya.