Jakarta – Penguatan ideologi Pancasila saat ini sangat penting. Pasalnya, ada tiga ancaman yang dihadapi saat ini yaitu ancaman nyata, belum nyata dan ancaman terhadap mindset dapat mengganggu kedaulatan, keutuhan dan keselamatan negara.
Hal ini disampaikan Menhan RI, Ryamizard Ryacudu di hadapan sejumlah peserta Rapim Kemhan 2019 pada hari kedua di kantor Kemhan RI, Rabu (16/1).
Ancaman tersebut, lanjut Menhan, harus mendapat perhatian yang serius dan hendaknya Kemhan/TNI mengetahui dengan jelas tugas pokoknya, siapa berbuat apa.
“Kemarin dan sekarang inisiatif berada di tangan para teroris, namun diharapkan ke depan kita lah yang mengambil inisiatif,” ujar Menhan.
Oleh karena itu, Kemhan/TNI siap untuk menjaga kedaulatan, keselamatan dan keutuhan negara dari segala ancaman yang timbul. Sebab, ancaman-ancaman tersebut, khususnya ancaman teroris, saat ini telah terstruktur dan mempunyai tujuan.
Baca juga : Cegah Hoaks dan Radikalisme, Polsek Kebon Jeruk Gelar Coffee Morning Tiga Pilar
Menurutnya, setiap dinamika dan kompleksitas ancaman harus dapat direspons secara cepat, tepat dan benar. Hal ini memerlukan pemikiran dan saran-saran masukan yang cermat dapat dipertangunggjawabkan secara ilmiah dan konkret.
Untuk itulah, menurut Menhan, Rapim Kemhan/TNI selain menghadirkan narasumber dari Kementerian/Lembaga lain juga menghadirkan sesepuh TNI lainnya untuk memberikan pengarahan, yaitu Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno, Jenderal TNI (Purn) Widjojo Soejono dan Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri.
Wakil Presiden Keenam RI Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno berkempatan untuk memberikan pengarahan kepada peserta Rapim.
Jenderal yang mengakhiri masa dinas militernya sebagai Pangab bahwa TNI di masa dulu adalah TNI yang profesional yang mempunyai jati diri dan TNI yang tidak dibentuk oleh pemerintah tetapi dibentuk oleh rakyat.
“TNI adalah tentara rakyat dan tentara pejuang yang berasal dari rakyat. Jadi, diharapkan jangan sampai luntur sampai kapan pun,” tegas Try Sutrisno.