Menhan Ingatkan Ancaman Radikalisme dan Terorisme

Jakarta – Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Menhan RI) Ryamizard Ryacudu mengingatkan, upaya penanganan ancaman aksi teroris memerlukan komitmen dan tindakan bersama secara konkret dan serius. Menhan menjabarkan secara umum di kawasan ASEAN saat ini sedang berhadapan langsung dengan tiga generasi pergerakan terorisme global.

Tiga generasi pergerakan global itu ialah Alqaeda sebagai Generasi Pertama yang menyerang Gedung WTC di AS 2001 yang kemudian menjadi ancaman di berbagai belahan dunia di Asia, Afrika, Timur tengah dan Eropa.

“Ancaman Teroris generasi kedua adalah Jihad Global ISIS Suriah dan Irak setelah Abu Bakar Albaghadadi mengumumkan pembentukan khilafah dan Negara ISIS pada bulan Juni 2014,” kata Menhan dalam keterangannya saat memberikan kuliah umum di Universitas Rajaratnam, Singapura, Kamis (8/2/2018) seperti dikutip Beritsasatu.com.

Dalam kuliah umum tersebut Menhan Ryamizard juga menyampaikan bahwa ancaman Teroris Global generasi ketiga yaitu menyebarnya ancaman ISIS ke seluruh belahan dunia.

Setelah kekalahan ISIS di Timur Tengah, kelompok separatis tersebut mulai menyebar ke wilayah Afrika, Eropa dan ASIA Timur serta Asia Tenggara pada khususnya.

“Ciri Khusus dari ancaman Terorisme generasi ketiga ini adalah kembalinya para Pejuang ISIS (Foreign Terrorist Fighter) dari Timur Tengah. Berdasarkan data Intelijen Kemhan ada sekitar 31.500 Pejuang ISIS asing yang bergabung di Syria dan Irak,” beber Menhan.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.000 orang berasal dari Asia Tenggara serta 800 dari Indonesia. Jumlah itu sudah memenuhi 40 persen dari keseluruhan pejuang ISIS di kedua wilayah.

Diingatkan, ancaman radikal dan terorisme generasi ketiga memiliki sifat-sifat alamiah yaitu berbentuk desentralisasi ke dalam wilayah provinsi-provinsi. Mereka juga berbentuk sel-sel tidur serta Operasi Berdiri Sendiri (Lone Wolf) dan Radikalisasi dengan online, media sosial dan penggunaan teknologi canggih.

Dijelaskan Menhan, Daulah Islamiyyah Katibah Nusantara yang merupakan aliansi dari Divisi Islamic State Asia Timur yang merupakan penggabungan antara Islamic State Phillipines, Islamic State Malaysia dan Islamic State Indonesia di bawah kendali struktur ISIS Pusat yang dipimpin oleh Abu Bakr al-Baghdadi yang berbasis di Suriah dan Irak.

Saat ini, para rekrutan ISIS yang dilatih di Filipina juga sudah cenderung menargetkan negara-negara di kawasan, termasuk di Indonesia.

Namun demikian, saat ini diantara negara kawasan sudah terjalin kerjasama “Our Eyes” yang konsepnya murni kerjasama untuk mengatasi ancaman terorisme dan radikalisme di kawasan.