Paris – Seseorang yang diduga terkait jaringan teroris menyerang lima orang dengan pisau di dekat gedung Opera Palais Garnier, Paris, Sabtu (12/5) malam. Seorang korban tewas dan empat lainnya luka-luka akibat serangan.
Si pelaku langsung ditembak mati aparat kepolisian setempat sebelum sempat melakukan aksi maut berikutnya. Dan berdasarkan pemeriksaan awal di lokasi, pelaku teridentifikasi sebagai orang asli Chechnya kelahiran tahun 1997.
Jaksa Penuntut Prancis, Francois Molins mengatakan kepada para wartawan, saat kejadian berlangsung banyak saksi mendengar pelaku berteriak “Allahu Akbar”. Setelah menyerang kelima korban, pelaku bergerak ke arah polisi sambil berteriak: ”Saya akan membunuhmu!”
“Para saksi juga menyebut polisi awalnya berusaha melumpuhkan pelaku dengan pistol setrum tapi gagal. Karena situasi sudah membahayakan, dua tembakan langsung diarahkan ke pelaku hingga roboh dan dinyatakan tewas di tempat,” katanya lagi sebagaimana dilaporkan BBC dan dikutip France24.
Salah seorang pejabat peradilan Prancis mengatakan, orangtua dari pelaku yang diketahui adalah tentara Islamic State (ISIS) saat ini sudah ditahan untuk dimintai keterangan.
“Sementara baru informasi itu yang bisa disampaikan karena masih proses penyelidikan Otoritas Kontra-Terorisme,” ujar si pejabat sebagaimana dilansir AFP, Minggu (13/5).
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, melalui akun twitter pribadinya menyatakan sangat berduka untuk para korban. Dia juga menyebut pelaku serangan adalah teroris.
“Semua pikiran saya tertuju ke korban tewas dan yang terluka akibat serangan pisau maut di Paris. Atas nama warga Prancis saya juga bangga dengan kesigapan dan keberanian polisi memutuskan aksi tegas terukur terhadap teroris yang menyerang.”
Pihak ISIS melalui kantor berita resminya, Amaq News Agency, sudah mengaku sebagai pihak yang bertanggungjawab atas serangan maut tersebut. ISIS juga mengatakan serangan tersebut sebagai balasan terhadap serangan koalisi militer pimpinan AS yang terus menyerang ISIS di Irak dan Suriah.