sumber : independent.co.uk

Mengenal Ahrar al Furat, Kelompok Penolak ISIS dari Raqqa

Raqqa – Kelompok teroris internasional ISIS diketahui telah merebut dan menjadikan Raqqa sebagai pusat pemerintahan untuk negara Islam impiannya tersebut. Kelompok ISIS pun melakukan kontrol ketat atas masyarakat kota ini. Mereka menerapkan hukum-hukum baru –yang mereka sebut sebagai hukum Allah—yang begitu kejam ke masyarakat di kota Raqqa.

Akibatnya, kota yang sebelumnya dikenal aman dan tenteram itu berubah menjadi kota mati yang mengerikan. Warga Raqqa hidup di bawah ketakutan dan kesewenang-wenangan. Namun begitu, rupanya masih ada sekelompok warga yang menolak tunduk pada komplotan teroris ISIS. Mereka adalah orang-orang yang tergabung dalam kelompok yang bernama Ahrar al Furat.

Kelompok ini berisi orang-orang yang melakukan perlawanan terhadap kelompok ISIS. Seperti diungkap oleh salah seorang aktivis perdamaian yang membawa kabar ini hingga ke Turki, kelompok Ahrar al Furat melakukan banyak hal yang dianggap melanggar ketentuan ISIS, meski hal-hal yang dilakukan tersebut masih dalam kategori ringan, seperti membuat tulisan di tembok-tembok kota (gravity).

“Intinya adalah, kami ingin menunjukkan bahwa ISIS tidak diterima di Raqqa,” ungkap aktivis tersebut seperti dikutip dari BBC belum lama ini.

Menurut para aktivis kelompok ini, ISIS sangat membatasi keluar masuknya informasi, sehingga dunia luar tidak pernah tahu betul apa yang sebenarnya sedang terjadi di kota itu.

“ISIS mengontrol siapa saja, apa saja. Mereka akan melakukan tindakan apa pun untuk memastikan warga kota tidak berkomunikasi dengan dunia luar,” ungkapnya lagi.

Membuat gravity diakuinya sebagai cara untuk memberikan informasi kepada dunia luar, paling tidak, mereka berharap agar tulisan-tulisan yang mereka buat di tembok dibaca oleh pasukan koalisi yang kerap mondar-mandir menggunakan pesawat tempur di atas langit raqqa.

ISIS yang mengetahui hal ini tidak tinggal diam. Mereka tidak rela dunia luar mengetahui wajah asli mereka yang sangat jahat. Maka, merekapun melakukan berbagai cara agar tidak ada yang bebas berseliweran di Raqqa, mulai dari memasang kantong-kantong pasir dipinggir jalan hingga memasang terpal di jalanan Raqqa. Semua ini dilakukan agar pesawat tempur miliki pasukan koalisi tidak melihat suasana kota Raqqa yang sebenarnya; penuh kehancuran.

“Ini adalah kota maut, siapa pun bisa mati setiap saat,” beber aktivis tersebut menjelaskan kondisi Raqqa.
“Yang paling berat menanggung penderitaan adalah warga yang terjebak di Raqqa. Mereka dibom… kondisi mental anak-anak mengenaskan,” tutupnya