Menempatkan Generasi Muda di Garda Terdepan Pencegahan Terorisme

Gorontalo – Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Gorontalo, Abdullah Hayati, menyebut generasi muda saat ini menjadi target utama perekrutan jaringan pelaku terorisme. Untuk menghadapinya, generasi muda juga harus ditempatkan di garda terdepan dalam upaya pencegahan.

“Pemerintah tidak bisa sendiri menghadapi terorisme, perlu keterlibatan masyarakat, tak terkecuali pemuda. Dan pemuda harus memiliki semangat membara terlibat di pencegahan terorisme,” kata Hayati di pembukaan kegiatan Pelibatan Pelajar SMA dan Sederajat dalam Pencegahan Terorisme di Kota Gorontalo, Kamis (17/10/2019).

Dalam kegiatan yang diinisiasi oleh BNPT dan FKPT Gorontalo tersebut, lanjut Hayati, akan diisi dengan Lomba Video Pendek serta nonton dan diskusi film bertemakan perdamaian. “Kami senang melihat respon positif peserta di kegiatan yang bagus ini,” tambahnya.

Kepala Seksi Partisipasi Masyarakat Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Letnan Kolonel (Laut) Setyo Pranowo, hadir sebagai pemateri di kegiatan tersebut. Dia mengatakan pelibatan generasi muda adalah bagian dari upaya penanganan sejak dini terhadap terorisme.

“Generasi muda juga harus memahami bahaya terorisme, sehingga dengan demikian akan memiliki kemampuan membentengi diri dari pengaruh paham radikal terorisme,” kata Setyo.

Terkait materi kegiatan berupa lomba video pendek dan diskusi film, masih kata Setyo, BNPT berharap akan tumbuhnya kemampuan membuat video terbaik di kalangan pelajar. “Video-video karya pelajar tidak hanya akan dilombakan, tapi juga menjadi materi kontrapropaganda terhadap paham radikal terorisme,” katanya.

Sementara praktisi perfilman, Dyah Kusumawati, memberikan apresiasinya kepada BNPT dan FKPT Gorontalo atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Dia menilai upaya ini sebagai langkah tepat dalam memerangi penyebarluasan paham radikal terorisme.

“Ini adalah cara yang bagus yang dilaksanakan oleh BNPT dalam menyerap ide-ide segar di kalangan anak muda untuk memerangi radikalisme dan terorisme,” pungkas Dyah. [shk/shk]