Jakarta – Menteri Dalam Negeri RI Tito Karnavian menyatakan, pemanfaatan data kependudukan yang dilakukan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) sangat membantu penanganan kasus kejahatan maupun penanggulangan terorisme di Indonesia.
Menurut dia, pemanfaatan data dukcapil telah bermanfaat bagi Kementerian/Lembaga yang menggunakannya termasuk di institusi Polri.
“Ini membanggakan kita. Mereka menggunakan data Dukcapil untuk menjadi data awal kegiatan-kegiatan mereka. Saya sendiri sebagai mantan Kapolri sangat mengetahui bagaimana manfaat dari data Dukcapil,” kata Mendagri, dikutip dari laman Republika.co.id, Selasa (26/11/2019).
Tito mencontohkan sebelum berlakunya sistem Dukcapil, Polri sempat merasa kesulitan dalam menemukan pelaku bom bunuh diri di Bali, kendati sidik jari dan gambar wajah pelaku telah teridentifikasi. “Karena belum ada sistem, makanya kami mencari manual siapa orangnya,” ujar mantan Kapolri dan Kepala BNPT ini.
Namun, kondisi berbeda setelah sistem Dukcapil berlaku. Polri lebih mudah mengungkap pelaku-pelaku kejahatan terutama kasus terorisme di Tuban, bom Kampung Melayu, hingga kasus bom di Thamrin.
“Saat itu lebih mudah, hanya dalam waktu hitungan menit. Karena sidik jari hingga gambar muka sudah bisa diidentifikasi melalui data Dukcapil. Ini kemajuan luar biasa,” tuturnya.
Tanpa data Dukcapil, kata Tito, mungkin pengungkapan kasus terorisme tersebut akan memakan waktu panjang bahkan hingga berbulan-bulan.
Dia mengemukakan, data Dukcapil dapat dikerjasamakan juga dengan pihak lain seperti Kementerian Sosial misalnya untuk menangani masalah Bantuan Sosial lebih tepat sasaran.