Jakarta – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menolak anggapan aksi terorisme bukanlah sebuah jihad yang berkaitan dengan Islam ataupun sebaliknya. Oleh karenanya, dia menilai harus ada narasi yang melawan argumentasi tersebut dan perlawanan itu tertuang dalam buku Fikih Kebangsaan Jilid III.
Mantan Kapolri ini menuturkan, harus ada perang narasi untuk mengubah dan meluruskan narasi jihad yang salah selama ini. Menurutnya, agar moderasi narasi atau counter narasi lebih kuat, hal itu juga harus disertai dengan ayat-ayat Al Quran dan juga hadis.
Hal tersebut diungkapkannya saat menghadiri peluncuran Buku Fikih Kebangsaan Jilid III secara virtual yang disiarkan langsung dari Pondok Pesantren Lirboyo, Jawa Timur, Senin 17 Agustus 2020.
“Buku Fikih Kebangsaan ini, ini sangat penting menjadi counter narasi untuk seluruh pihak. Buku ini, saya baca, saya lega. Ini yang ketiga dari Lirboyo. NU memang benteng NKRI, salah satu pendiri NKRI,” ujarnya.
Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Indonesia (BNPT) ini menjelaskan, hampir semua pelaku teror mengatakan sedang berjihad, padahal, itu pemahaman yang keliru. Menurutnya, ada perbedaan dalam akidah Islam yang dianut oleh para pelaku teror.
“Saya melihat ada satu set narasi yang sama dalam melakukan aksi kekerasan. Mereka banyak sekali menyitir dari satu sumber. Sumber-sumber dari Timur Tengah. Konsep jihad bagi mereka adalah jihad peperangan, qital, bahkan hukumnya wajib ain, bukan fardlu khifayah. Jihad ini bahkan seperti rukun Islam keenam. Bagi mereka, harus dilaksanakan,” tuturnya.
Lebih lanjut Tito menuturkan, perkembangan geopolitik dunia mulai berubah sejak tahun 2000-an. Tepatnya, ketika peristiwa pembajakan pesawat dan bunuh diri oleh kelompok esktremis, Al-Qaeda 11 September 2001 yang menyerang sejumlah titik di Amerika, salah satunya World Trade Center (WTC).
“Inilah yang mengubah geopolitik dunia. Amerika belum pernah diserang di jantungnya. Amerika membuat global war on terror. Indonesia pun beruntun dikejutkan peristiwa Bom Bali. Disusul berbagai peristiwa teror berikutnya,” ucapnya.