Surabaya – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo kepada mahasiswa meminta agar mewaspadai bahaya radikalisme dan terorisme. Mahasiswa diminta harus cermat dan pandai bergaul dengan lingkungan sekitar danjeli melihat bila ada bahaya yang mengancam di sekitar lingkungannya.
Hal itu disampaikan Mendagri, Tjahjo Kumolo dalam orasi ilmiahnya usai mengikuti jalan santai dalam rangka penutupan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) baru Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang diikuti 5.856 mahasiswa di Kampus Unesa, Lidah Wetan, Surabaya, Minggu (20/8/2017). Dalam kesempatan itu, Mendagri didampingi Gubernur Jawa Timur, Dr H Soekarwo dan Kapolda Jatim, Irjen Pol Machfud Arifin dan jajaran rektoriat Unesa.
Dikatakan, mahasiswa harus mempunyai imajinasi dan mimpi. Melalui imajinasi, mahasiswa bisa membangun konsepsi sehingga punya keberanian untuk mewujudkan impian. Persiapkan konsepsi itu di berbagai disiplin ilmu yang dipelajari. Bagaimana menggerakkan yang menjadi gagasan dengan keberanian. Kesuksesan dalam menggerakkan gagasan ini terlihat jelas di Jatim yang sering menjadi provinsi mendapat penghargaan.
“Ini karena pemimpin Jatim mampu menggerakkan dan mengkoordinir masyarakat sekecil apapun. Kalian pemimpin masa depan, jadi bagaimana ilmu yang didapat di Unesa bisa dikembangkan ke daerah kalian masing-masing,” kata Mendagri.
Tjahjo Kumolo juga mengingatkan mahasiswa baru Unesa untuk mewaspadai bahaya narkoba. Menurutnya, setiap hari rata-rata 60 orang meninggal karena narkoba. Untuk itu ia berpesan pada mahasiswa untuk menjaga jangan sampai narkoba masuk lingkungan kampus.
Mahasiswa harus memiliki komitmen menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan memegang teguh ideologi bangsa. Komitmen ini harus dipegang teguh sebagai warga negara yang baik. Negara ini, lanjutnya, menjamin kebebasan dan kemerdekaan untuk berpendapat, tapi jangan melanggar konstitusi dan ideologi.
“Mahasiswa jangan hanya berfikir untuk mencari gelar. Luangkan waktu berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain dan sekitar termasuk teman-teman dari daerah lain. Kita juga tidak boleh kehilangan jati diri, sehingga harus ikut serta melawan pihak-pihak yang ingin mengganggu NKRI dan ideologi kita,” pungkas Mendagri.