Jakarta – Menteri Dalam Negeri Jerman, Horst Seehofer mengatakan program pelatihan imam menjadi sorotan dalam Konferensi Islam Jerman tahun ini. Menurut dia, melalui program pelatihan imam berbahasa Jerman adalah salah satu cara melawan radikalisme di negaranya.
Ia menegaskan, serentetan serangan teror baru-baru ini di Prancis dan Austria tidak akan menyurutkan kerja sama antara pemerintah dan komunitas Muslim Jerman. “Kami tidak akan membiarkan terorisme dan ekstremisme menang,” kata Seehofer dalam konferensi pers seperti dikutip dari DW, Rabu (11/11).
Seehofer memuji program teologi Islam untuk para imam yang berbahasa Jerman di kota Osnabrück. Menurutnya, program tersebut memiliki kontribusi yang signifikan dalam mencegah radikalisasi di Jerman.
Fokus konferensi tahun ini adalah serangkaian serangan mematikan yang terjadi di Paris, Nice dan Wina yang menurut pihak berwenang dilakukan oleh kelompok radikal. Semua peserta konferensi berdebat dan mencoba menawarkan solusi tentang berbagai topik, termasuk kelas agama Islam di sekolah dan pelatihan yang diterima para penceramah Islam dan bahasa apa yang harus digunakan di masjid-masjid Jerman.
Sejak 2006, pertemuan tahunan tersebut berupaya mendorong dialog antara pemerintah Jerman dan perwakilan dari komunitas Muslim di negara itu. Direktur Institut Teologi Islam di Universitas Osnabrick, Bulent Ucar mengatakan pelatihan tidak akan cukup dan lulusan program juga perlu mendapatkan posisi di masjid.
Karenanya, Ucar mendesak pemerintah Jerman memberikan dukungan kepada masjid lokal untuk membantu mereka menjadi lebih mandiri secara finansial.
“Negara dapat mendanai program integrasi dan bahasa Jerman di masjid dengan cara yang sama seperti negara mendukung program sosial di komunitas agama lain. Kemudian jamaah bisa menggunakan sumbangan dari anggotanya untuk membiayai imam mereka,” kata Ucar.
Sedangkan penggunaan bahasa Jerman pada saat ceramah, menurut ketua Dewan Muslim di Jerman, program tersebut memang sudah ada sejak lama. Sayangnya, belum terealisasikan.
Dia juga mengatakan, banyak ekstremis telah berpaling dari masjid dan institusi Islam lainnya sehingga membuat mereka lebih sulit dijangkau. Tetapi komunitas Muslim dapat membantu dengan konseling dan pencegahan agama, terutama untuk keluarga ekstremis.