Menbud Sebut Pentingnya Peran Para Maestro Demi Kesinambungan Budaya

Jakarta – Kementerian Kebudayaan bekerja sama dengan Yayasan Bali
Purnati dan didukung oleh Yayasan Taut Seni dan Bumi Purnati
Indonesia, kembali menggelar acara Panggung Maestro yang ke-7.

Kegiatan ini diselenggarakan di Museum Nasional Indonesia pada 10-11
Desember 2024 dengan mempersembahkan berbagai pertunjukan maestro dari
tiga daerah, yaitu Yogyakarta, Betawi, dan Kepulauan Riau.

Dalam sambutannya, Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menyampaikan
penghormatan dan rasa terima kasih yang mendalam kepada para maestro
seni tradisional serta seluruh pihak yang telah berpartisipasi dalam
kegiatan ini.

Menteri Kebudayaan menegaskan pentingnya peran maestro seni dalam
melestarikan dan mengembangkan seni tradisi sebagai aset bangsa.
“Maestro kita ini adalah aset-aset nasional (national treasure),” ujar
Menteri Fadli.

Panggung Maestro adalah sebuah inisiatif untuk mengapresiasi dan juga
sebagai bentuk terima kasih kepada para maestro yang telah berdedikasi
untuk seni tradisi Indonesia. Dalam Panggung Maestro ke-7 ini
menampilkan beberapa maestro dan kesenian, di antaranya dari
Yogyakarta, Sumandiyo Hadi (75 tahun) Tari Beksan Bugis dan Theresia
Suharti (77 tahun) Tari Golek Lambangsari.

Dari Betawi yaitu Kartini Kisam (63 tahun) Tari Topeng Tunggal dan
Fatimah (75 tahun) Gambang Kromong. Sementara itu dari Kepulauan Riau
yaitu Normah (68 tahun) Makyong.

Melalui kegiatan ini, Menteri Kebudayaan menyoroti pentingnya
keberlanjutan dalam seni
budaya.

“Kehadiran para maestro dapat membina talenta-talenta muda, sehingga
akan terjadi kesinambungan. Sehingga tari kita tetap lestari dan
mendapatkan apresiasi di tingkat nasional bahkan di panggung-panggung
dunia,” ungkap Fadli.

Lebih lanjut, Fadli menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi dalam
mempromosikan seni tradisi. Menurutnya, pemanfaatan teknologi
audio-visual dan narasi edukatif dapat memperluas apresiasi masyarakat
terhadap seni tradisi.

“Ekspresi-ekspresi budaya, dengan memanfaatkan teknologi audio-visual
ditambah dengan narasi dan edukasi tentang latar belakang dari seni
itu, saya kira itu akan lebih menarik perhatian. Bahkan, dengan
kreasi-kreasi, inovasi baru, dan sentuhan teknologi, dapat membuat
tari-tarian tradisional tetap melihat pakem, tetapi juga menyesuaikan
dengan perkembangan zaman,” ujar Fadli.

Di akhir sambutannya, Menteri Kebudayaan mengajak seluruh elemen
masyarakat untuk terus berkolaborasi dalam melestarikan dan memajukan
budaya Indonesia. Ia juga berharap generasi muda Indonesia semakin
mencintai dan menghayati budaya bangsa.

“Yang paling penting juga bagaimana membuat generasi muda Indonesia,
generasi penerus kita kerasukan budaya Indonesia. Itu yang saya kira
sangat penting,” pungkasnya.

Panggung Maestro ke-7 tidak hanya menghadirkan tarian, tetapi juga
menghadirkan jiwa dan pengalaman yang mendalam dari para maestro yang
sudah berusia lanjut. Memberikan kita pelajaran tentang ketekunan,
cinta pada seni, dan pentingnya melestarikan warisan budaya. Mereka
menunjukkan bahwa seni bukan hanya sebuah pertunjukan, tetapi sebuah
bentuk pengabdian seumur hidup.