Jakarta – Memengaruhi orang lain dengan gagasan kebaikan membutuhkan satunya kata dengan perbuatan.
Kata-kata tersebut merupakan salah satu cuitan akun twitter Boy Rafli Amar. Boy Rafli dilantik Presiden Joko Widodo sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Rqbu (6/5/2020).
Boy Rafli menjadi Kepala BNPT menggantikan Komjen Pol Suhardi Alius, seniornya di Kepolisian.
Irjen Pol Dr. Drs. Boy Rafli Amar M. H gelar Datuak Rangkayo Basa begitu pangkat, nama lengkap, gelar akademis dan gelar adat yang disandang pria kelahiran Jakarta, 25 Maret 1965 itu.
Terhitung sejak 1 Mei 2020, Boy menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Boy, adalah lulusan Akpol 1988 dan memiliki pengalaman dalam bidang reserse. Sebelumnya, dia menjabat sebagai Wakil Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri.
Lahir dari pasangan Minang, ayah dari Solok dan ibu dari Koto Gadang, Agam, Sumatra Barat, Boy adalah cucu sastrawan Indonesia Aman Datuk Madjoindo.
Boy menikah dengan Irawati dan dikaruniai dua orang anak.
Pada 29 November 2013, Boy diangkat sebagai kepala kaum suku Koto, nagari Koto Gadang, Agam, dengan gelar Datuak Rangkayo Basa.
Boy Rafli Amar menempuh pendidikan di Akademi Kepolisian (Akpol) dan lulus pada 1988 dengan pangkat Inspektur Dua Polisi (Ipda). Saat itu Akpol masih bernama AKABRI A.
Tiga tahun kemudian, pada 1991 pangkatnya naik menjadi Inspektur Satu Polisi (Iptu).
Saat berpangkat Komisaris Polisi pada 1999, Boy ditugaskan ke Bosnia sebagai Wakil Komandan Kontingen Garuda XIV.[3]
Selain meniti karir di Kepolisian, Boy tak melupakan pendidikan akademis. Gelar doktor diraih Boy dari Universitas Padjdjaran pada 2019.
Boy meraih gelar Doktor Ilmu Komunikasi setelah berhasil mempertahan disertasi berjudul Integrasi Manajemen Media dalam Strategi Humas Polri sebagai aktualisasi Promoter, Rabu, 14 Agustus 2019 silam.
Saat sidang disertasi di Bale Sawala, Unpad, Kapolri saat itu Jenderal Pol. Tito Karnavian turut hadir sebagai salah satu penguji.
Nama Boy Rafli sempat menjadi ikon Polri di bidang humas. Pembawaannya yang relatif tenang, membuat informasi tentang Polri tertata dengan baik. Usai menjabat humas Polri, Boy sempat ditugaskan menjadi Kapolda Banten.
Namun, tak lama memimpin Polda Banten, Boy ditarik lagi ke Mabes Polri untuk memimpin bagian humas. Kembalinya Boy ke Humas Polri berlangsung ketika citra Polri disorot terkait kasus korupsi pengadaan alat uji SIM.
Perlahan, citra Polisi kembali membaik. Dari Humas, Boy ditugaskan memimpin Polda Papua sebelum kemudian mendapat penugasan lainnya.
Lulusan PTIK tahun 1997 yang telah menuntaskan SESPIM pada 2002, SESPIMTI (2011), dan Lemhanas PPSA pada 2013 di awal karirnya sempat menjalani pendidikan kejuruan Serse pada 1992.
Meniti karir dari posisi Pamapta Polres Mentro Jakpus Polda Metro Jaya pada 1 Januari 1988, Boy kini menjadi harapan Presiden untuk penanggulangan terorisme di Indonesia.
Dengan pengalaman di bidang humas yang kental, serta spesialisasi reserse yang menjadi keahliannya, serta berbagai pengalaman nasional hingga internasional, Boy tentu sudah menyiapkan strategi menghadapi terorisme di Indonesia.
Memengaruhi orang lain dengan gagasan kebaikan, seperti ditulisnya di Twitter, bisa jadi merupakan bagian dari strategi Boy Rafli Amar sebagai pimpinan BNPT.
Kini, kita tinggal menantikan bagaimana Boy akan mewujudkan satunya kata dan perbuatan untuk bisa mempengaruhi orang lain mengikuti gagasan kebaikan yang akan dijabarkannya ke depan.