Sebagai penerus bangsa di masa mendatang, generasi muda justru semakin sering dijadikan sasaran utama radikalisme dan terorisme. Kecintaan pada tanah air dikoyak dengan tafsiran-tafsiran sempit atas ajaran agama, kaum muda yang seharusnya berdiri di baris terdepan dalam membela negara justru dibentuk oleh kelompok radikalisme untuk menjadi musuh utama negara.
Mereka dicekoki dengan pemikiran yang menempatkan negara sebagai institusi yang harus dilenyapkan, ilusi tentang pendirian negara khilafah masih dijadikan senjata utama untuk menipu kaum muda untuk sudi melakukan jihad, hijrah, dan banyak hal lain yang telah mereka rombak makna aslinnya. Penjelasan ini disampaikan oleh kepala BNPT Komjen Pol. Saud Usman Nasution, M.H. dalam dialog sesi pertama dalam rangkaian gelaran besar BNPT bertema “Peran Generasi Muda Dalam Pencegahan Terorisme”, hari ini Rabu (28/10/2015)
Sementara Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, yang hadir sebagai pembicara kedua menyatakan bahwa pemuda kerap diincar untuk menjadi bagian dari kelompok teroris karena mereka memiliki militansi tinggi dan juga cenderung belum terbiasa untuk berpikir panjang, sehingga lebih mudah untuk dibujuk dan kemudian diekrut. Ia juga menekankan bahwa untuk alasan apapun, agama menolak segala macam kekerasan.
Sementara Prof. Dr. Yunahar Ilyas, LC.,MA mengingatkan pentingnya beragama secara tidak berlebihan, ia menuturkan bahwa Rasulullah selalu melarang umat untuk beragama secara berlebihan. Menurutnya, aksi radikalisme dan terorisme adalah contoh dari sikap berlebihan tersebut, karenanya keduanya tidak sesuai dengan perintah dan semangat Islam.
Dalam dialog yang dilaksanakan di Ballroom utama Jogja Expo Centre (JEC) itu, kepala BNPT juga memaparkan usaha-usaha BNPT dalam menanggulangi terorisme, salah satunya melalui kampanye damai anti terorisme di dunia maya yang dilakukan melalui tiga website, yakni: www.damailahindonesiaku.com, www.jalandamai.org, dan www.damai.id.
Kepala BNPT menyatakan keyakinannya bahwa pemuda memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan terorisme, semangat dan militansi yang dimiliki pemuda dinilainya sebagai kelebihan utama yang sangat efektif digunakan untuk meredam radikalisme dan terorisme. Karenanya ia mengajak seluruh elemen bangsa, khususnya Kemenag dan MUI untuk bersama-sama memberi pengajaran dan bimbingan yang baik kepada para pemuda agar kedepannya mereka mampu tumbuh sebagai generasi yang membawa kebaikan untuk bangsa dan negara.