Menag: Santri Harus Jadi Pionir Persatuan Bangsa

Jakarta – Menteri Agama (Menag), Lukman Hakim Saifuddin mengatakan bahwa kejadian gempa bumi di Lombok, NTB dan Palu-Donggala, Sulteng, menjadi ujian yang berat bagi bangsa Indonesia.

“Berbagai bencana alam memberikan pelajaran penting agar semua elemen bangsa selalu menjaga persatuan dan kesatuan, supaya lebih kuat dalam menghadapi berbagai persoalan,” ujar Lukman Hakim Saifuddin pada pembukaan Perkemahan Pramuka Santri Nusantara (PPSN) V di Bumi Perkemahan Abdurrahman Sayoeti Musa, Sungai Gelam, Muaro Jambi, Jambi Kamis (25/10).

Menurutnya, acara PPSN V Tahun 2018 ini akan berlangsung selama tujuh hari dengan 12 rangakain kegiatan, seperti pagelaran santri nusantara, istighosah, teknik kepramukaan dan lain-lain. Pesertanya berjumlah 3.992 pramuka santri dari berbagai pesantren dan sekolah Islam dari 34 provinsi.

Kepada 5000 orang santri yang hadir dari seluruh Indonesia itu, Lukman meminta santri menjadi pionir dalam misi persatuan dan kesatuan bangsa. Pada saat kelompok Islam lain mendapat pengaruh radikalisme yang dapat membahayakan keutuhan negara, santri diharap selalu konsisten pada jalur keislaman yang bervisi ke-Indonesiaan.

“Kegiatan ini adalah salah satu ikhtiar menggalang persatuan dan kesatuan generasi muda dan memperkuat rasa kepedulian terhadap masyarakat, bangsa dan negara,” ujarnya, seperti dikutip Tribunnews.com, Kamis (25/10).

Penanaman nilai idealisme dalam bentuk kegiatan, sangat penting agar idealisme selalu tertanam dalam diri generasi muda Indonesia.

Lukman menjelaskan, pada perkembangan terakhir ini kelompok-kelompok radikal selalu mempertentangkan antara keislaman dengan keindonesiaan. Dengan simbol-simbol islam, kelompok ini melakukan hal-hal yang berimplikasi memecah belah persatuan bangsa.

Namun sejarah pesantren cukup kental dengan warna nasionalisme dan patriotisme. Pada masa penjajahan, pesantren menjadi tempat penggemblengan para penjuang. Dan kini Indonesia telah lama memasuki gerbang pembangunan sehingga pola hidup sebagian masyarakat telah bergeser.

“Semangat kebangsaan dan kebersamaan pun mulai luntur. Tetapi pesantren harus terus menggelorakan pentingnya cinta tanah air dan patriotisme,” tegasnya.

Upaya pesantren menjaga keindonesia ini ternyata sejalan dengan vsi misi gerakan pramuka di Indonesia, sebagai gerakan yang bervisi bela negara demi mempertahankan keindonesiaan.

“Dari roh pesantren dan jiwa pramuka itu tercetuslah Perkemahan Pramuka Santri Nusantara ini,” sebutnya.

Ia berjanji, kegiatan ini akan dilakukan terus secara rutin, agar gelora kebangsaan terus berkobar dan mengalir dalam darah generasi muda.