Membaca Ramadhan Bombing ISIS Dari Sudut Pandang Intelijen

Teroris ISIS yang kini mengganti nama menjadi IS (Islamic State) atau Negara Islam berani mengangkat dada, merasa sukses melakukan tujuh serangan mematikan di luar basis utamanya di Suriah. Masyarakat internasional menjadi resah dan merasa tidak aman, khawatir bisa menjadi korban bom. Secara umum kondisi psikologis itu yang coba dilemparkan oleh para perencana dari teroris Islamic State. Pesan yang terbaca dari aksi teror mereka adalah “Kita bisa memukul Anda di mana saja.” Nah, penulis mencoba mengulas beberapa serangan bom bunuh diri yang khususnya terjadi pada bulan Ramadhan di beberapa negara dari sudut pandang intelijen. Mengapa mereka menyerang pada bulan suci bagi umat Islam ini. Ini pertanyaan menggelitik, karena selain IS melakukan strategi teror, ada counter terrorism dari badan intelijen internasional yang terus beroperasi. Serangan pada bulan Ramadhan telah terjadi pada tujuh lokasi/negara dimana serangan telah membuktikan bahwa dalam dua tahun sejak dinyatakan keberadaan khalifah Negara Islam, telah berhasil mengembangkan kapasitas untuk melakukan serangan di lokasi yang beragam di seluruh dunia.

Pada tanggal 29 Juni 2014, Abu Bakr al-Baghdadi mendeklarasikan Khilafah Islamiyah dengan nama “Ad Daulah Al Islamiyyah” dengan pengakuan wilayah kekuasaan dari Provinsi Aleppo Suriah hingga Provinsi Diyala Irak. Rencana lima tahun perluasan wilayah ISIS di Eropa Timur yaitu Rumania, Bulgaria dan Yunani, kemudian mereka akan menaklukan Austria, Timur Tengah, Afrika Utara, Asia Tengah, Pakistan, Afghanistan, Turki dan Iran. Itulah rencana strategis (Renstra lima tahunan) yang dicanangkan. Oleh karena itu, beberapa serangan pada bulan Ramadhan dapat dikatakan peringatan dua tahun berdirinya Islamic State, dan intinya expose eksistensi negara Islam yang memiliki kemampuan serangan tingkat global.

  1. Serangan Teror Menonjol Dari Islamic State 1. Serangan bom di Bandara Attaturk, Istanbul

Serangan teror terjadi Selasa malam, 28 Juni 2016, di Bandara Attaturk, Istanbul, Turki. Tercatat 41 orang tewas dan 239 orang terluka. Gubernur Istanbul Vasib Sahin menyebutkan ledakan ini diduga dilakukan tiga pelaku bom bunuh diri yang bersenjata. Beberapa saksi mata mengatakan, melihat dua pria yang turun dari mobil taksi di terminal kedatangan internasional yang kemudian melepaskan tembakan.membabi buta. dengan senapan serbu AK (Kalashnikof). Menurut saksi seorang wisatawan asal Afrika Selatan Paul Roos,dia melihat seorang pria bersenjata menembaki orang-orang tanpa pandang bulu secara acak. Pelaku berpakaian hitam tanpa topeng dan menembaki siapa pun yang terlihat atau melitas di depannya. Para penyerang itu tidak dapat melewati pintu pemeriksaan keamanan bandara, (X–ray) dan mereka kemudian terlibat dalam baku tembak dengan petugas keamanan dan polisi. Para pelaku kemudian meledakkan diri dengan bom rompi. Perdana Menteri Turki Binali Yildirim mengatakan hasil temuan mengenai pelaku ledakan bom bunuh diri di bandara internasional Ataturk, Istanbul, tadi malam, 28 Juni 2016, mengarah ke ISIS.

 

  1. Bom di Punchong, Malaysia

Pada tanggal 28 Juni 2016, sekitar pukul 2.30/LT. sebuah bom meledak di sebuah klub malam di Kota Punchong, Malaysia. Sebanyak 15 orang ditangkap dan dua di antaranya adalah anggota kepolisian. Ledakan terjadi di sebuah klub malam Movida, Puchong di Malaysia yang mencederai delapan orang. Saat itu kegiatan nonton bareng (nobar) Euro 2016, pertandingan antara Spanyol dan Italia, tengah digelar. Ledakan dipicu oleh sebuah granat tangan, demikian disampaikan oleh Deputi Komisaris Kepolisian Selangor Abdul Rahim Jaafar. Dari 20 orang yang berada dalam klub malam itu, sebanyak delapan orang cedera, yang di antaranya adalah empat laki-laki dan empat perempuan.

 

  1. Serangan bom di restoran, Dhaka, Bangladesh

Pada hari Jumat malam,(1/7/2016), sebuah ledakan terjadi di sebuah restoran Spanyol yang cukup terkenal di Dhaka. Sebanyak 20 orang tewas dalam tragedi ini. Pemerintah Bangladesh mengungkapkan bahwa para penyerang di Kafe Holey Artisan Bakery, Gulshan, menewaskan 28 orang, 20 di antaranya para sandera, enam militan dan dua polisi selama 11 jam pengepungan. Sebanyak 13 sandera, termasuk seorang warga negara Jepang dan dua Sri Lanka, berhasil diselamatkan. Teroris adalah anggota Jumatul Mujahedeen Bangladesh (JMB). Polisi telah mengungkap identitas tiga dari keenam pelaku serangan yaitu Mir Samih Mubashir, Rohan Imtiaz, dan Nibras Islam. Laporan polisi menyebutkan bahwa Nibras pernah terdaftar di sebuah universitas di Malaysia. Dia disebut-sebut belajar di kampus Malaysia yang bekerja sama dengan Monash University Australia, sebelum akhirnya kembali ke Dhaka dan melanjutkan pendidikan tinggi di sebuah lembaga swasta. Sedangkan, dua pelaku lainnya, yakni Samih dan Rohan, kini tengah menyelesaikan studinya dan masih tercatat sebagai mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di Dhaka. Kelompok Jumatul didirikan pada 1998 oleh Shaikh Abdur Rahman, seorang guru agama lulusan Arab Saudi. Kelompok ini mulai menjadi perhatian pada 2001 saat terlibat konflik dengan ekstremis komunis di Dinajpur, Bangladesh utara. Kelompok itu membentuk jaringan dengan sedikitnya 10 ribu anggota. Meski terlarang, kelompok itu tetap aktif. Dabiq, majalah ISIS mengklaim Rahman sebagai pendiri dari gerakan jihad di Bangladesh. Seorang pejabat Hubungan Masyarakat Antar-Lembaga Angkatan Darat Bangladesh (ISPR) mengkonfirmasi kewarganegaraan korban kepada Xinhua pada Sabtu larut malam, 2 Juli 2016. Ia mengatakan sembilan orang Italia, tujuh warga negara Jepang, dua Bangladesh, satu orang India, dan seorang warga Amerika kelahiran Bangladesh termasuk di antara 20 orang yang tewas oleh penyerang yang menyerbu restoran itu pada Jumat malam, 1 Juli 2016. Sekitar lima jam setelah serangan dimulai, menurut portal pemantau ancaman mujahidin, SITE Intelligence Group, IS mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap restoran papan atas tersebut.

 

  1. Bom di Konsulat Amerika Serikat, Irak

Bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Amerika Serikat yang jatuh pada 4 Juli, kantor Konsulat Amerika di Erbil, wilayah Kurdistan, Irak, menjadi target serangan teror. Tiga orang tewas dalam sebuah aksi bom mobil, Kantor berita AFP, melaporkan dua anggota kepolisian setempat terluka ketika berusaha menghentikan aksi pelaku bom bunuh diri. Disebutkan pelaku mengendarai sebuah kendaraan roda empat di depan masjid tidak jauh dari kantor konsulat AS. Serangan ini terjadi menjelang peringatan hari jadi kemerdekaan Amerika Serikat.

 

  1. Bom di Baghdad, Irak

Pada tanggal 4 Juli 2016, sebuah mobil minivan meledak di Karada, sebuah kawasan perbelanjaan yang ramai pengunjung di ibu kota Irak, Baghdad. Serangan ini menjadi serangan paling mematikan di Baghdad semenjak 2009 dan yang paling terburuk sejak invansi Amerika pada 2003. Menteri Dalam Negeri Irak Mohammed Ghabban menyatakan mengundurkan diri dari jabatannya usai jumlah korban tewas telah mencapai 250 jiwa. Menurut Ghabban, pengunduran diri itu merupakan bentuk pertanggungjawabannya atas kekecewaan warga Irak yang menganggap pemerintah gagal dalam menjaga keamanan mereka. “Pemerintah telah gagal dalam menciptakan sistem keamanan yang terpadu dii Baghdad,” katanya, dikutip AFP. Sejak menjabat pada 2015, Ghabban terus meminta agar tugas untuk mengatur keamanan di ibu kota Irak itu diserahkan padanya, permintaannya itu tidak dipenuhi dan tugas pengamanan secara penuh diserahkan pada kepolisian dan kemiliteran setempat. Dalam sebuah pernyataan yang diunggah ke dunia maya, ISIS menyebut serangan yang terjadi pada Minggu (3/7/2016) itu menargetkan muslim Syiah. Dikatakan pula bahwa serangan itu dilakukan oleh seorang militannya yang berkewarganegaraan Irak. PM Irak Abadi saat mengunjungi lokasi serangan telah diteriaki dan mobilnya dilempari batu oleh warga yang marah atas ketidakmampuan pemerintah untuk menjaga mereka dari serangan teror.

 

  1. Empat bom dalam satu hari di Arab Saudi

Pada tanggal 4 Juli 2016, empat ledakan bom terjadi di Arab Saudi, diawali dengan dua ledakan bom di masjid komunitas Syiah di Kota Qatif. Lalu ledakan bom bunuh diri 20 meter dari Konsulat Amerika Serikat, di Jeddah. Terakhir, setelah azan magrib, ketika masyarakat sedang berbuka puasa. Ledakan bom terjadi di dekat Masjid Nabawi, Madinah, lima orang tercatat tewas dalam insiden ini. Pemerintah Arab Saudi berhasil mengidentifikasi pelaku serangan bom bunuh diri di depan Konsulat Amerika Serikat (AS) di Jeddah, dimana pelakunya adalah seorang warga negara Pakistan. Kementerian Dalam Negeri Suadi menyatakan, “Tersangka diidentifikasi sebagai Abdullah Qalzar Khan, berusia 35 tahun, yang bekerja sebagai supir pribadi yang hidup bersama istri dan orangtuanya di Jeddah selama 12 tahun,” sambungnya, seperti dilansir Tribune pada Selasa (5/7/2016).

 

  1. Bom bunuh diri di Polresta Surakarta

Pada hari Selasa (5/7/20160, sekitar pukul 07.30, seorang pria meledakkan diri di halaman Markas Kepolisian Resor Kota Surakarta. Pelaku tewas di tempat. Menurut Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Boy Rafli Amar, kejadian bermula saat anggota di Polresta Surakarta sedang bersiap melakukan apel pagi. Tiba-tiba saja ada seseorang (pelaku) yang memaksa masuk ke halaman kantor Polresta Surakarta dengan naik motor, pelaku sempat bingung lantaran jalan yang dilalui buntu. “Pelaku ini sempat disapa petugas Provos apa keperluannya, lalu pelaku menjawab mau ke kantin. Pelaku tetap memaksa masuk, menerobos halaman‎ depan. Tiba-tiba pria itu berhenti dan memasukkan tangannya ke dalam saku. Sesaat kemudian tubuh dan kendaraannya meledak. Polisi yang mencoba mengejarnya terluka. Sedangkan pelaku langsung tewas. Menurut Badrodin, pelaku yang bernama Nur Rohman merupakan anggota jaringan Arif Hidayatulloh alias Abu Mush’ab yang ditangkap bulan Desember 2015. Jaringan tersebut merupakan pelaku aksi bom Thamrin awal tahun lalu. Jejak Nur Rohman terakhir kali terendus berada di Jawa Timur awal Juni lalu. Saat itu polisi juga melakukan penangkapan terhadap sejumlah orang di Surabaya. “Setelah itu jejaknya hilang,” tutur Badrodin. Kepala BNPT Komjen Tito Karnavian mengatakan Nur Rohman memiliki kaitan dengan Bahrun Naim, otak bom Thamrin. Keduanya terhubungkan oleh sosok Abu Musab yang telah ditangkap di Bekasi pada Januari lalu. “Abu Musab ini berhubungan atau satu sel dengan JADKN (Jamaah Ansarut Daulah Khilafah Nusantara), agak beda sedikit dengan Bom Thamrin yang dilakukan JAD (Jamaah Ansarut Daulah),” ujar Tito dalam jumpa pers di Mapolresta Surakarta, kemarin (5/7). JADKN, kata Tito, berafilisasi dengan Bahrun Naim. Sedangkan JAD berafiliasi dengan Abu Jandal. “Nur Rohman, kalau betul pelakunya, dia memiliki hubungan dengan Naim,” kata Tito.” DNA Nur Rohman sedang diperiksa di RS Bhayangkara Semaranguntuk memastikan.

 

  1. Bom di Thailand

Dikutip oleh AFP, Rabu (6/7/2016), peristiwa bom mobil itu terjadi pada Selasa (5/7/2016) di perbatasan antara wilayah penduduk muslim dan Budha di Thailand Selatan. Bom dalam bentuk bom mobil menyasar pos itu dan meledak. Akibatnya dua petugas terluka. Serangan bom mobil ini merupakan serangan kedua dalam dalam pekan ini. Bom disembunyikan di dalam truk pick-up. Pelaku pemboman sengaja memarkirkan kendaraannya tak jauh dari pos pemeriksaan. Ledakan mobil itu cukup besar, terlihat api dan asap tebal membumbung. Setelah pelaku pergi, bom mobil meledak dan dua petugas terluka. Belum diketahui pihak mana yang bertanggung jawab atas insiden ini Analisis Dari Sudut Pandang Intelijen Dalam membaca kelompok terorisme, maka ilmu yang sahih adalah ilmu pengetahuan intelijen. Dari kemunculan ISIS yang berubah nama menjadi IS (Islamic State), dimana pada tahun 2013 Abu Bakr al-Baghdadi yang menggantikan kepemimpinan Abu Omar pada organisasi Al-Qaeda di Irak melebarkan sayap ke Suriah dan mengganti nama menjadi ISIL/ISIS pada tahun 2014. Baghdadi memutuskan hubungan dengan Al Qaeda dan pada 29 Juni 2014 mengganti nama menjadi Islamic State. Strategi Baghdadi tentang sikap yang lebih tegas dibandingkan al-Qaeda kemudian menarik minat perhatian jihadis dari 100 negara untuk bergabung. Otoritas Abu Bakar Al Baghdady dinilai efektif. Pergantian kepemimpinan Al Qaeda dari Osama ke Ayman Al Zhawahiri dinilai kurang efektif. ISIS lebih tegas ttg konsep Negara Islam. Pengembangan kekuatan Islamic State melalui media Propaganda seperti Al-Furqan Institute dan Al Hayat Media Center, Dabiq dan The Islamic State (ebook). IS memublikasikan kekerasan ISIS masif sebagai bagian teror. Al Qaeda tidak banyak melakukan publikasi. Selain itu al-Baghdadi memiliki sumber dana dimana 95 % dari hasil pemerasan, penyelundupan minyak, uang tebusan, dan dari Bank-bank di Mosul. Sebanyak 5% sumbangan diperoleh dari negara-negara teluk. Dengan kekayaan setahun yang lalu, lebih dari US$2Miliar dan penjualan minyak rampasan, IS kemudian menjadi kelompok teroris terkaya di dunia, simpatisannya tediri dari mereka dengan motif ideologi dan ekonomi. Nah, sejak Rusia bergabung dengan Suriah dan melakukan penyerangan terhadap mobil tanki minyak IS, disamping AS dengan sekutunya melakukan pemboman markas dan pusat-pusat komando, al-Baghdadi mulai mengalami krisis keuangan. Bayaran untuk jihadisnya dikurangi, kekuatan tempurnya mulai menurun. Kemampuan Islamic State hanya kekuatan tempur darat, tanpa adanya dukungan kekuatan udara dan pertahanan udara. Titik rawan inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh AU Irak, Rusia dan AS serta sekutunya. Sebagai contoh saat Fallujah dikuasai pasukan Irak, konvoi 700 kendaraan Jihadis IS dapat dihancurkan oleh AU Irak. Sebagian besar jihadis asing tewas. AS dan Rusia telah menyerang inti dari kekhalifahan di Irak dan Suriah dengan serangan udara koalisi dan militer serta milisi melawan mereka di darat. Pimpinan Islamic State melakukan taktis serangan menyebar ke seluruh Timur Tengah dan negara yang jauh. Serangan terjadi di Turki, Bangladesh, Nigeria, Afghanistan, Libya, Tunisia, Arab Saudi, Mesir, Kuwait dan beberapa ibukota Eropa, dan juga terjadi serangan oleh lone wolf seperti di Orlando dan San Bernardino. Hal ini menunjukkan potensi IS sebagai sebuah ideologi. Para pengamat treroris menyatakan , “IS kehilangan wilayah, tetapi pada saat yang sama, mampu memperluas kehadiran globalnya.”

Para pejabat intelijen AS mengatakan kemunduran medan perang di Irak dan Suriah tampaknya telah mendorong para pemimpin Islamic State untuk mempercepat waktu mereka dalam melakukan serangan di luar negeri. Banyak pejabat intelijen dan ahli terorisme menyimpulkan bahwa serangan teroris IS baru-baru di Paris, Brussels, Turki dan Bangladesh adalah cerminan dari strategi itu. Direktur CIA John Brennan dalam pernyataannya di depan Senat bulan lalu menyatakan, “Kami menilai bahwa (Islamic State) akan mengintensifkan kampanye teror global untuk mempertahankan dominasinya dari agenda terorisme global,” katanya. Efektifitas dan Efisiensi Teror Global Pada bulan Mei 2016, Abu Muhammad al-Adnani al-Shami salah seorang tokoh Islamic State di Suriah menyerukan untuk dilakukannya serangan teror Global. Al-Adnani yang nama aslinya Taha Subhi Falaha adalah juru bicara resmi dan pemimpin senior sejak bernama Negara Islam Irak dan Levant. Ia juga emir IS di Suriah. Pada 5 Mei 2015, Deplu AS menghargai kepalanya US$5 juta untuk informasi yang mengarah pada penangkapannya. Konsep serangan global mereka bagi dalam dua macam serangan, yaitu serangan terkendali dengan kodal dari pusat dan serangan yang diinisiasi oleh simpatisan IS disebuah negara. Oleh karena itu penyebaran simpatisan serta kader aktif mereka yang terbina diutamakan dalam pelatihan pembuatan bom yang relatif lebih mudah dibandingkan dengan serangan menggunakan senjata api. Serangan di Bandara Ataturk Turki dan di Dhaka merupakan serangan kombinasi antara senjata api dan Bom, mirip dengan serangan di Paris (Bataclan) dan Bandara Brussel, Belgia. Sementara beberapa tempat lainnya hanya menggunakan bom dan dilakukan dengan cara bom bunuh diri. Yang menakutkan apabila teroris sudah memiliki dana cukup dan kemampuan memuat bom jenis high eksplosives seperti di Baghdad. Korban yang jatuh akan sangat besar. Efektivitas serangan umumnya dikendalikan melalui jalur media seperti Al-Furqan Institute dan Al Hayat Media Center, Dabiq dan The Islamic State (ebook). Selain itu beberapa jalur komunikasi di dunia maya seperti Face book, instagram dan email juga mereka pergunakan untuk kodal dan pembinaan (memotivasi). Dengan sarana media maka serangan menjadi lebih efisien dan cepat. Di Indonesia, aktivitas IS banyak dilakukan oleh Jamaah Tauhid Wal Jihad (TWJ) yang merupakan binaan dari Aman Abdurrahman, kelompok yang kecil tetapi efektif. Aman masih mampu mengonsolidasikan jamaahnya dari dalam penjara di LP Kembangkuning Nusakambangan, serta mampu menjalin komunikasi dgn Islamic State. Jamaah TWJ, terdiri dr Jaringan Abu Omar/Abu Roban dan MIT. Jamaahnya tercatat sekitar 470 orang (bulan Oktober 2013-Agustus 2015). Sementara Islamic State melalui medianya mengakui Abu Sayyaf dan MIT Poso sebagai jaringan resmi (Desember 2014). Selain TWJ, sel-sel IS juga dikendalikan oleh tiga serangkai yang menjadi pimpinan IS di Suriah (Bahrun Naim, Bahrumsyah dan Abu Jandal). Naim ini berhubungan dengan Abu Mushab yang ditangkap Densus. Bahrun Naim, diduga otak serangan teror di Thamrin, ahli propaganda. memahami betul IT, sehingga dia sering aktif dalam berkomunikasi dengan sel yang ada di Indonesia. Bahrumsyah keluar dari Khatibah Nusantara, yang kemudian pecah, dan membentuk Fikroh Abu Hamzah. Abu Jandal, pernah menjadi pengancam TNI, kini memegang Khatibah Nusantara. Mereka itulah kini otak serangan pengendali sel di Indonesia. Yang perlu menjadi perhatian adalah tumbuhnya para serigala tunggal (lone wolf) yan teradikalisasi akibat media IS. Omar Mateen, adalah contoh menakutkan, dimana serangan bersenjata yang dilakukannya telah menewaskan 50 orang dan melukai 53 orang di sebuah klub malam Orlando bulan lalu. Sangat mungkin dia juga telah terinspirasi oleh panggilan untuk serangan Ramadhan yang dikeluarkan oleh Mohammed al-Adnani, pada akhir Mei. Tapi meskipun Mateen diketahui terinspirasi oleh Islamic State, Negara Islam , peneliti tidak menemukan bukti bahwa dia langsung terkait dengan kelompok IS. Serangan teror pada bulan Ramadhan telah merubah menjadi Ramadhan yang paling berlumuran darah dalam kampanye Islamic State. Keuntungan mereka dapat adalah kekhawatiran penduduk dunia akan adanya ancaman teror sel IS di negara mereka. Itulah tujuan mereka terkait dengan eksistensi. Sebagai penutup, penulis melihat bahwa Islamic State telah membuat kekeliruan fatal melakukan serangan di situs sesuci Madinah. Masjid Nabawi adalah tempat dimana makam Rasulullah yang sangat di hormati umat muslim dimakamkan. Serangan mengejutkan tersebut akan dapat mengkatalisasi kampanye melawan jihadis. Ataukah ada yang menjerumuskan mereka? Sehingga mereka benar dan valid dijadikan musuh bersama umat muslim se dunia. Oleh karena itu serangan sporadis Islamic State di beberapa negara menurut penulis nilainya taktis, hanya memenangkan sebagian kecil pertempuran. Peperangan yang sebenarnya jelas akan sangat sulit mereka menangkan, sesuai teori bahwa tujuan terorisme adalah melumpuhkan otoritas pemerintah sehingga dapat menerapkan mazhab atau aliran yang dianut oleh terorisme. Semoga bermanfaat.