Melawan Radikalisme dan Terorisme dengan Sastra yang Indah

Pontianak – Forum Koordinasi Penanggulangan Terorisme (FKPT) Kalimantan Barat gandeng para seniman dan sastrawan dalam upaya menanggulangi fenomena radikalisme dan terorisme yang dihadiri oleh Komunitas Seni Budaya, dewan Kesenian, kalangan guru, pelajar dan mahasiswa sekota Pontianak. Dalam dialog yang diselenggarakan di Hotel Star Hotel, Pontianak, dengan tema “ “Sastra Cinta Damai, Cegah Paham Radikal”, FKPT menghadirkan dua seniman dan sastrawan  nasional, Joko Pinurbo dan Eka Budianta.

Eka mengatakan  Indonesia pada hakekatnya tengah merindukan damai dengan dirinya sendiri, dimana hal ini sudah bersifat universal. Narasumber membuka dengan menyanyikan lagu Afrika berjudul “Senze nina, Senze Nina?” yang berarti “Apa yang telah kulakukan”. Sebuah lagu yang memiliki filosofi dalam tentang sebuah karya seni yang sangat mengena dalam proses peningkatan kesejahteraan di Afrika Selatan. “Pikiran yang baik dan hati yang tulus dan mulia adalah kombinasi yang paling kuat” – Nelson Mandela. Seorang sastarawan tidak stay ditempat yang sama, namun selalu berjalan maju, dan memiliki pandangan yang tidak terbatas. Pemateri memberikan contoh quotes sastra oleh sastrawan dunia, Kahlil Gibran tentang Negara, bangsa, pemerintah dan mencintai Tuhan melebihi agama. Beliau juga menyajikan quotes dari berbagai tokoh terkenal dunia lainnya, seperti Nelson Mandela, Gandhi, Martin Luther King Jr., Madam Theresa dan lain sebagainya.

Tokoh nasional Indonesia pun tak luput dari pembahasan, yaitu tokoh emansipasi wanita, R.A Kartini dan tokoh proklamator Indonesia, Ir. Soekarno.bahwa pelibatan komunitas seni dan sastra dalam penanggulangan radikalisme dan terorisme merupakan langkah tepat mengingat karya-karya mereka apakah itu puisi, drama, lagu, tarian merupakan unsur penting dalam menciptakan kedamaian dan keragaman mengingat karya-karya mereka tidak memiliki batas tapi dapat diterima oleh semua pihak dan kalangan. Sastra dan seni merupakan icon penting dalam upaya mempersatukan keberagaman bangsa ini dan sangat mungkin dijadikan sebagai alat untuk mencegah paham-paham kekerasan di tengah-tengah masyarakat yang kini sedang berkembang di sekitar kita.

Sementara itu, Joko Pinurbo menjelaskan bahwa sastra memiliki keistimewaan yang sangat unik karena dengan sastra seseorang akan terbuka pemikirannya dan tidak terkungkung pada satu pemikiran akan tetapi akan terbuka dengan sesamanya. Sastra juga dapat membendung pemikiran-pemikiran radikal terorisme pada setiap orang karena karakteristik sastra yang mengajak seseorang akomodatif, transparansi dan tidak esklusif. Sastra juga sangat mendukung seseorang menjadi toleran dan tidak fanatic pada pendapat seseorang, termasuk pemikiran-pemikiran radikal yang telah mendistorsi nilai-nilai agama yang positif. Namun pada waktu yang sama Pinurbo mengingatkan bahwa sastra ibarat pisau tergantung siapa yang menggunakannya. Melalui sastra seseorang juga dapat terpengaruh ke hal-hal yang negative karena penyampainnya yang radikal maka pendengar juga bisa terpengaruh kepada pemikiran radikal.

Oleh karena itu ia menekankan bahwa pelibatan komunitas seni dan sastra dalam penanggulangan radikalisme dan terorisme menjadi sangat penting sehingga suara para seniman dan sastrawan dapat disatukan melawan fenomena radikalisme dan terorisme.

Pelibatan komunitas seni dan sastra dalam penanggulangan radikalisme dan terorisme merupakan langkah FKPT BNPT untuk melibatkan semua elemen masyarakaat dalam penanggulangan radikalisme dan terorisme secara semesta.