Palangka Raya – Media sosial dan internet menjadi penyumbang terbesar
penyebaran ajaran radikalisme yang kini sudah masuk ke kalangan
terdidik dan terpelajar. Bahkan paham intoleran juga sudah masuk ke
perguruan tinggi dan keluarga serta sekolah akibat penyebaran keliru
yang disebarkan melalui internet.
Hal ini disampaikan Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT)
Kalteng, Khairil Anwar, kepada RRI pada Jum’at (28/6/2024) saat Dialog
Kalteng Menyapa di Pro 1. Disebutkan tokoh MUI Kalteng ini, media
sosial sangat rentan mengajarkan paham radikal dimana banyak pemuka
yang tidak memberikan rujukan dan bimbingan agama yang tepat.
Banyak ajaran agama bernuansa Salawi dan Wahabi yang cenderung
mengkafirkan dan membidahkan ajaran agama lain. Khairil Anwar meminta
agar umat mengikuti bimbingan dari pemuka agama yang sudah diketahui
kredibilitasnya, punya kemampuan dan wawasan nilai yang luas serta
mendalam.
Khairil juga menyebut bahwa paham intoleran sudah masuk ke perguruan
tinggi, sekolah, dan keluarga melalui media sosial. Maka tiga lembaga
harus diperkuat yakni peran ibu dan ayah di keluarga, guru di sekolah
dan dosen di perguruan tinggi.
“Pentingnya nilai moderasi beragama sangat diperlukan di sebuah kultur
masyarakat yang majemuk dan multietnis,” katanya.