Idlib – Sehari setelah pertemuan keamanan Turki di perbatasan Suriah dari sisi Provinsi Idlib, di mana Hay’at Tahrir al-Sham (HTS) memperkuat kontrolnya, Turki meningkatkan serangan media terhadap organisasi pimpinan Abu Muhammad Al-Jaulani itu.
Turki juga melucurkan operasi keamanan di Provinsi Adana dan menangkap 13 orang yang dituduh mendukung HTS.
Media Turki memblow up operasi keamanan tersebut. Tak seperti biasa, kantor berita Turki Anadolu Agency (AA) menyebut HTS dengan label organisasi “teroris” dalam pemberitaannya.
Ini merupakan pertama kali kantor berita tersebut menyematkan istilah ini kepada HTS sebagaimana dilaporkan Al-Sarq Al-Ausath, Selasa (15/1).
AA mengatakan hal itu karena HTS mempersekusi faksi-faksi oposisi Suriah dukungannya beberapa hari lalu.
AA mengatakan, berdasarkan keterangan sumber keamanan, pasukan keamanan Turki menangkap 13 anggota organisasi “teroris” HTS di Adana pada Sabtu lalu.
Direktorat Keamanan Antiteror Turki menambahkan jumlah yang ditangkap sebanyak 16 orang yang diduga anggota HTS di Adana, Istanbul dan Ankara.
Orang-orang yang ditangkap itu dituduh sering keluar masuk Suriah dan ikut dalam pertempuran di negara tetangga itu.
Mereka juga dituduh merekrut anggota dan memberi dukungan dana dan logsitik kepada HTS.
Media online Al-Sarq Al-Ausath mengatakan bahwa TV dan media Turki lainnya juga menggencarkan penayangan operasi keamanan itu dan serentak menyebut HTS organisasi “teroris”.
Selama ini, media Turki menyebut HTS kelompok bersejata anti rezim Assad.
Sabtu sebelumnya, pejabat tinggi militer dan intelijen Turki menggelar pertemuan di Provinsi Hatay yang berbatasan dengan Idlib.
Pertemuan ini meminta kelompok-kelompok bersenjata di Idlib, khususnya yang didukung Turki, menaati perjanjian Sochi dan Astana.
Pertemuan itu membahas eskalasi terakhir HTS terhadap faksi-faksi oposisi pro Turki, yang berakhir kalahnya faksi-faksi tersebut. HTS saat ini mengontrol 75% wilayah Idlib.