Damaskus – Suriah memberikan tanggapan usai Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan menyerang Suriah dengan menembakan rudal.
Diwartakan AFP, Kamis (12/4/2018), media pemerintah SANA mengutip Pejabat Kementerian Luar Negeri Suriah menyatakan, mereka tidak kaget ataupun aneh dengan tindakan AS.
Menurut sumber di Damaskus tersebut, secara ceroboh AS telah mengeskalasi tensi, dan menuduh Washington menyebarkan terorisme di negara mereka.
“Tidak aneh jika AS mendukung teroris di Ghouta, dan menjadikan kebohongan mereka sebagai dalih untuk menyerang Suriah,” kata pejabat itu.
Sebelumnya, Trump dalam kicauannya di Twitter mengancam kalau dia bakal menembakkan misil ke Suriah. Cuitan itu dibuat setelah Duta Besar Rusia untuk Lebanon, Alexander Zasypkin, berujar kalau Kremlin bakal menjatuhkan setiap rudal AS yang mengincar Suriah.
Trump berjanji bakal memberikan respon “terkuat” setelah rezim Presiden Bashar al-Assad dituding menggunakan senjata kimia.
Dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB, AS mengajukan proposal untuk menyelidiki dugaan penggunaan gas beracun di Ghouta Timur. Namun, dalam proposal tersebut, Rusia sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB memutuskan untuk memveto rancangan itu.
Veto Rusia di Dewan Keamanan PBB merupakan yang ke-12 kalinya untuk menghentikan penyelidikan terhadap sekutunya di Timur Tengah itu.