“Terorisme selalu memainkan isu-isu SARA, sementara media massa cenderung menghindari isu SARA karena bertentangan dengan kode jurnalistik,” demikian disampaikan oleh H Bambang Eka Wijaya dari Lampung Post dalam Dialog yang mengangkat tema “Bersama Cegah Terorisme Dengan Melakukan Kontra Propaganda Terhadap Media Massa Yang Pro Radikalisme Terorisme” yang diselenggarakan oleh BNPT bekerjasama dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Lampung, hari ini sabtu 14 november 2015, bertempat di ruang auditorium hotel Sheraton Lampung.
Bambang menegaskan bahwa terorisme dan media massa menempuh jalur yang berbeda, Isu sara yang selalu digunakan oleh kelompok teroris tidak pernah disentuh oleh media. Sehingga ‘perang’ media melawan terorisme kerap tidak berjalan secara head to head. Namun hal ini tidak berarti bahwa media tidak dapat melawan terorisme, karena menurut redaktur Lampung Post ini media dapat mengangkat isu terorisme untuk kemudian dipadukan dengan narasi-narasi positif yang dengan sendirinya akan mengeliminir terorisme.
Tradisi media massa adalah menjauhi isu SARA, namun tidak pernah berhenti untuk mempengaruhi kalangan warga yang rasional untuk menjadi alergi terhadap isu-isu SARA. Sehingga ketika kelompok terorisme masih saja bermain dengan isu-isu SARA, masyarakat tidak akan menggubrisnya.
Sebelum mengakhiri paparannya, Bambang menekankan bahwa jusrnalisme selalu memilih jalan persuasif edukatif dalam menjalankan kontra propaganda dalam melawan terorisme. Ia yakin media massa dapat membantu masyarakat untuk mempertebal benteng pertahanan agar tidak terpengaruh radikalisme dan terorisme.