Jakarta – Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS) berjanji untuk membalas serangan para ekstremis dengan “tangan besi” setelah insiden pemboman di pemakaman non-Muslim di Jeddah. Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) bertanggung jawab atas serangan itu.
“Kami akan terus menghadapi setiap perilaku dan ide ekstremis,” kata Pangeran Mohammed dalam pidatonya di Dewan Syura, dikutip dari AFP, Jumat (13/11/2020).
“Kami akan terus menyerang dengan “tangan besi” semua orang yang ingin merusak keamanan dan stabilitas kami,” katanya.
Serangan bom saat upacara peringatan berakhirnya Perang Dunia I itu sedikitnya melukai dua orang, termasuk seorang polisi Yunani dan seorang pejabat Saudi. Seorang warga negara Inggris juga diduga mengalami luka-luka.
Kedutaan Prancis, Yunani, Italia, Inggris dan Amerika Serikat yang menghadiri upacara peringatan tersebut mengutuk serangan itu sebagai “pengecut”.
Selang sehari, ISIS mengaku bertanggung jawab atas pemboman tersebut, dengan mengatakan itu untuk memprotes kartun satir Charlie Hebdo tentang Nabi Muhammad.
Sayap propaganda ISIS, Amaq, mengatakan serangan itu terutama ditujukan kepada konsul Prancis atas desakan negaranya untuk menerbitkan kartun-kartun yang menghina Nabi Allah.
Pengeboman itu terjadi kurang dari sebulan setelah penusukan seorang penjaga di konsulat Prancis di Jeddah.
Kedutaan Besar Prancis di Riyadh telah mendesak warganya di Arab Saudi untuk meningkatkan kewaspadaan sejak serangan di konsulat Jeddah pada 29 Oktober, hari yang sama ketika seorang pria bersenjatakan pisau membunuh tiga orang di sebuah gereja di Nice di Prancis selatan.
Sejumlah negara Islam juga ikut mengecam sikap Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dengan gigih membela hak menerbitkan kartun yang dianggap menyinggung sebagian orang, termasuk Nabi, tetapi dia juga mencoba meredakan ketegangan atas ucapannya.
Sikap Macron telah memicu gelombang protes di beberapa negara, dengan membakar foto Macron hingga menyerukan untuk memboikot produk Prancis.
MBS berharap, dunia akan berhenti menyerang simbol-simbol agama di bawah slogan kebebasan berekspresi karena itu menciptakan lingkungan yang subur untuk ekstremisme dan terorisme.
Serangan bom di Jeddah tercatat sebagai insiden teror kedua yang terjadi di Jeddah. Bulan lalu, warga Arab Saudi melukai seorang penjaga di konsulat Prancis di Jeddah dengan mengg unakan pisau.
Selang sehari dari ledakan bom di pemakaman non-muslim di Jeddah, Kedutaan Besar Arab Saudi di kota Den Haag, Belanda dilaporkan diberondong tembakan, Kamis (12/11/2020). Insiden tidak memakan korban jiwa. Kantor berita Belanda, ANP melaporkan sejumlah selongsong peluru ditemukan di tempat kejadian setelah insiden tersebut.