Maulid Nabi di Singkawang: Harmoni Toleransi Terlihat dari Kehadiran Wali Kota Non-Muslim

Singkawang — Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 Hijriah di Masjid Raya Singkawang, Rabu (3/9/2025) malam, bukan sekadar seremoni keagamaan. Kehadiran Wali Kota Tjhai Chui Mie, yang beragama non-Islam, menjadi simbol nyata bahwa toleransi bukan slogan, melainkan napas kehidupan sehari-hari di kota yang dijuluki paling harmonis di Indonesia.

Duduk berdampingan dengan Wakil Wali Kota Muhammadin serta jajaran Forkopimda, Tjhai Chui Mie tampak larut bersama ratusan jemaah. Sambutan hangat masyarakat menegaskan keragaman di Singkawang telah tumbuh menjadi kekuatan, bukan sekadar perbedaan.

Dalam sambutannya, Wali Kota menekankan bahwa peringatan Maulid Nabi adalah momentum meneladani kepemimpinan Rasulullah yang penuh cinta kasih. 

“Cara Nabi Muhammad memimpin umat dan negara harus menjadi contoh seluruh pemimpin di dunia. Beliau tidak hanya adil, tetapi juga memimpin dengan akhlak mulia dan kasih sayang,” ujarnya dikutip dari laman rri.co.id.

Ia mengaitkan nilai-nilai tersebut dengan kehidupan plural masyarakat Singkawang. “Toleransi adalah anugerah. Dan kekuatan terbesar kita untuk menjaganya adalah cinta kasih,” tegasnya.

Sementara itu, Ustadz Hatoli dari Sambas dalam tausiyahnya mengajak umat untuk mendalami sejarah Rasulullah sebagai jalan mencintai beliau. 

“Meneladani Nabi itu sulit jika tidak mengenalnya. Maka mulailah dari sejarah,” pesannya. 

Ia menambahkan, syair dan lagu dapat menjadi media efektif mengenalkan keteladanan Rasulullah kepada generasi muda.

Hatoli juga menegaskan, Rasulullah SAW adalah satu-satunya insan yang kedatangannya telah disebutkan dalam kitab-kitab suci jauh sebelum kelahirannya. 

“Kabar tentang kelahiran Nabi Muhammad SAW telah tersiar bahkan sebelum beliau lahir,” ungkapnya.

Peringatan Maulid di Singkawang malam itu pun tak hanya menguatkan kecintaan kepada Rasulullah, tetapi juga merekatkan ikatan persaudaraan lintas iman di kota seribu kelenteng.